Umbas ABP: Politik Persahabatan ala Prabowo Bukan Retorika

JAKARTA, suarapembaharuan.com - Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada Senin malam, 7 April 2025 di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat kemarin, mendapat sambutan hangat dari Arus Bawah Prabowo (ABP). Silaturahmi yang berlangsung selama satu setengah jam ini dipandang sebagai perwujudan politik persahabatan khas Prabowo. 



“Kami tentu sangat mengapresiasi pertemuan Pak Prabowo dan Bu Mega yang memang telah lama direncanakan. Ini bukti bahwa politik persatuan selalu akan menemukan jalannya. Pertemuan ini memberi pesan sejuk terkait komitmen mendahulukan kepentingan bangsa,” kata Ketua Umum ABP, Michael Umbas dalam keterangannya pada Rabu (9/4/2025).


Pertemuan tersebut juga sebagai wujud nyata sikap konsistensi Presiden Prabowo merangkul semua pihak untuk tujuan bersama membangun bangsa. 


"Falsafah pak Prabowo, seribu teman terlalu sedikit dan satu musuh terlalu banyak dengan konsisten dijalankan. Jiwa kenegarawanan seperti ini diwujud nyatakan dan tidak sekadar retorika,” kata Umbas.


Menurutnya, keberhasilan pertemuan ini tak lepas dari peran strategis sejumlah tokoh. Sufmi Dasco Ahmad, Ketua Harian DPP Partai Gerindra, disebut sebagai “tokoh sentral” diplomasi yang memastikan komunikasi dengan PDIP berjalan lancar melalui Puan Maharani.


”Pak Dasco luar biasa. Beliau yang merancang pertemuan ini terwujud tepat waktu usai Lebaran,” ungkap Umbas.


Dasco sebelumnya mengonfirmasi rencana ini dalam halalbihalal di kediaman Ahmad Muzani pada 2 April 2025, yang dihadiri Puan.


Ahmad Muzani, Ketua MPR dan Sekjen Gerindra pun memainkan peran signifikan dengan memanfaatkan posisinya untuk menjaga komunikasi tingkat tinggi dengan elite PDIP.


Momentum halalbihalal di rumahnya menjadi titik penting, di mana kesepakatan percepatan pertemuan disepakati bersama Puan.


Sementara itu, Didit Prabowo, putra Presiden Prabowo, membawa sentuhan emosional yang krusial. Kunjungannya ke kediaman Megawati pada Idulfitri, 31 Maret 2025, bersama Muzani, menjadi langkah awal membuka pintu silaturahmi. Didit disebut menyampaikan pesan hangat dari Prabowo yang diterima baik oleh Megawati.


Puan Maharani, sebagai Ketua DPR dan putri Megawati, menjadi jembatan utama yang menghubungkan semua pihak. Ia memastikan komunikasi antara Megawati dan Prabowo tersambung melalui Didit dan Dasco.


“Mbak Puan bilang pertemuan harus segera usai Lebaran, dan itu terbukti,” kata Umbas.


Ia menilai peran Puan Maharani tak hanya teknis, tetapi juga simbolis, mengingat pengaruhnya dalam dinamika PDIP.


Arus Bawah Prabowo optimistis pertemuan ini akan berlanjut dengan kerja sama lainnya untuk membangun bangsa.


“Pak Prabowo dan Bu Mega punya sejarah panjang, jadi kami yakin ini langkah maju,” demikian Michael Umbas.


Dengan apresiasi yang terus mengalir, pertemuan Prabowo dan Megawati menjadi bukti bahwa politik inklusif masih memiliki tempat di Indonesia.


Kategori : News


Editor     : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama