JAKARTA, suarapembaharuan.com - Direktur Merah Putih Institut dan juga Ex Wakil Ketua TKN Prabowo Gibran, Silfester Matutina mengimbau Presiden Prabowo Subianto sesegera mungkin bertemu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk melakukan negoisasi ulang terkait tarif timbal balik AS (resiprokal) ke Indonesia sebesar 32 persen. Tarif ini di luar tarif dasar yang diketok Trump di hari yang sama 10 persen.
"Yang harus kita garisbawahi bahwa pemberlakuan tarif impor ini dilakukan oleh Presiden Trump kepada hampir 180 negara kecuali Rusia, Belarus, Kuba dan Korea Utara. Jadi bukan hanya khusus kepada Indonesia. Jadi ini bukan perang dagang khusus antara Indonesia dan Amerika," ujar Silfester Matutina kepada wartawan, Minggu (6/4/2025)
"Dan ini dilakukan oleh Trump untuk mengamankan ekonomi negaranya, tanpa ambil pusing dampak buruk kepada negara negara lainnya juga iklim ekonomi dan politik dunia. Untuk itu kita harus sangat hati-hati meresponnya dan tidak perlu panik apalagi ikut-ikutan perang dagang dan bereaksi keras seperti Kanada, China dan lainnya," kata Silfester menambahkan.
Indonesia, kata Silfester juga tidak perlu ikut ikutan memboikot produk Amerika. Menurut dia, hal ini menjadi momentum bagi Indonesia untuk bersatu dan optimistis bahwa Indonesia dapat melalui situasi sulit ini dengan baik seperti yang terjadi sewaktu krisis moneter 98 dan pandemi Covid-19.
"Jadi tidak perlu kita menjadi takut dan khawatir sehingga seolah-olah akan terjadi krisis ekonomi dan politik di bangsa kita. Dan juga sebaiknya kita tetap harus tenang dan mencari solusi yang terbaik untuk sama sama bersatu menghadapinya," tandas Silfester.
Dia juga mengimbau para pengamat, politisi dan praktisi ekonomi dan pengambil kebijakan hendaknya tidak memberikan pernyataan yang negatif dan pesimistis yang memanaskan situasi dan membuat ketakutan di masyarakat. Dia mengimbau semua pihak untuk memberikan dukungan dan kepercayaan kepada Presiden Prabowo dan pihak terkait agar mengambil kebijakan yang cerdas dan terukur sehingga tidak merugikan Indonesia, melainkan nantinya bisa menguntungkan Indonesia.
"Untuk itu, hal pertama tentunya kita meminta sesegera mungkin Presiden Prabowo langsung menegosiasikan ulang dengan Presiden Trump mengenai penerapan tarif resiprokal ini kepada Indonesia hingga tidak merugikan perekonomian kita. Memang sebaiknya Presiden Prabowo yang langsung bertemu, jangan diwakilkan oleh bawahannya karena pengambil keputusan adalah Presiden Amerika Donald Trump langsung dan Presiden Prabowo langsung juga," jelas dia.
Kedua, kata Silfester, tentunya Indonesia harus melakukan diversifikasi market ekspor bukan hanya ke Amerika atau China melainkan ke negara negara lainnya. Ketiga, Presiden Prabowo juga harus secepatnya melakukan pertemuan, memberikan kemudahan dan konsolidasi dengan eksportir Indonesia yang terdampak dan pihak terkait lainnya untuk mencari jalan keluar terbaik.
Keempat, Indonesia kita harus cerdas mengambil peluang berpindahnya investasi dari negara negara yang dikenakan tarif impor lebih tinggi dari Indonesia seperti Vietnam 46%, Kamboja 49% atau China 36% untuk itu diperlukan stimulus dan relaksasi atas kebijakan investasi.
"Terakhir, kita harus benar-benar melakukan riset dan survei yang valid mengenai realisasi ekspor dan impor, daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi sehingga kita bisa melakukan program dan rencana yang solutif dan terukur dan tidak bias atas opini-opini negatif yang sengaja dihembuskan untuk menghancurkan bangsa kita," pungkas Ketum Solidaritas Merah Putih yang juga seorang pebisnis dan advokat ini.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar