Rencana Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo Kunjungi Hasto Kristiyanto di Penjara Menimbulkan Spekulasi

JAKARTA, suarapembaharuan.com - Tokoh Awam Gereja Katolik, Albertus Emanuel Setu, menyayangkan rencana Uskup Agung Jakarta, Yang Mulia Kardinal Ignatius Suharyo, mengunjungi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang ditahan di Rutan KPK pekan depan. Pasalnya rencana kunjungan yang dipublikasikan secara luas melalui media tersebut bisa dilihat sebagai bentuk keberpihakan subyektif Gereja Katolik dalam kasus hukum yang muatan politisnya sangat tinggi dan bisa merugikan posisi Gereja Katolik sebagai institusi; daripada sekedar menjalankan tugas pastoral sebagaimana disampaikan Kardinal.


Repro Google

"Rencana kunjungan Bapa Kardinal yang di ekspose melalui berbagai media ini sangat disayangkan, apalagi dikaitkan dalam konteks semangat Paskah. Karena Tuhan Yesus disalibkan tanpa kesalahan. Tapi Hasto Kristiyanto diduga melakukan kesalahan secara Hukum, sehingga di proses secara hukum dan ditahan, dan kasusnya sedang dalam proses saat ini. Oleh karena itu, kita serahkan ke proses hukum yang sedang berjalan. Kalau Bapa Kardinal mau lakukan kunjungan pastoral bisa dilakukan secara diam-diam saja, ga usah harus dipublikasikan yang bisa menimbulkan kegaduhan dan spekulasi di banyak kalangan, termasuk kami umat Katolik,” kata Albertus, dalam keterangannya, Minggu, 13 April 2025.


Albertus mempertanyakan rencana tersebut. Menurut dia, rencana ini menimbulkan berbagai pertanyaan yang menggantung di kalangan umat Katolik. Karena umat Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), yang bermasalah dengan kasus hukum dan kasusnya juga menyita perhatian publik, tidak hanya Hasto Kristiyanto. 


"Ada umat Katolik lainnya yang menjadi terdakwa dan saat ini ditahan di Lembaga Pemasyarakatan atau Rumah Tahanan, antara lain, Johny G Plate, kemudian Rafael Alun, Emir Moeis, Tom Lembong dan beberapa nama lainnya. Apakah mereka pernah dikunjungi dalam tugas pelayanan. Jika pernah, kenapa tidak dipublikasikan? Inikan menjadi pertanyaan yang menggantung bagi umat Katolik. Mengapa dibeda-bedakan dalam pelayanan pastoral," tegas Albertus. 


Karena banyaknya pertanyaan bahkan menjadi topik perdebatan di kalangan umat Katolik, Albertus mengharapkan agar Yang Mulia Bapa Kardinal Suharyo berkenan meninjau ulang rencana kunjungan dimaksud dan atau membatalkan rencana tersebut. 


"Ini demi kebaikan bersama, supaya tidak ada komentar miring di kalangan umat. Karena kalau tetap dilakukan, maka umat bisa menyimpulkan ada indikasi lain dalam rangka kunjungan tersebut. Padahal, banyak umat Katolik yang juga mengalami hal yang sama," ujarnya. 


Ia menyebut Ajaran Sosial Gereja Katolik di Indonesia menekankan pentingnya mengamanatkan spirit kebangsaan 100% Katolik, 100% Indonesia. Kalau ada umat yang bertentangan dengan spirit tersebut, maka biarkan proses hukum maupun proses politik yang berlaku. 


"Kalau tetap dilakukan, dampaknya sangat tidak baik. Karena akan menimbulkan berbagai pertanyaan dan bahkan akan membenarkan tentang sikap politik Gereja saat ini, yang akhirnya akan mengerucut pada keberpihakan. Sebab sudah muncul persepsi dan stigma di kalangan umat tentang posisi dan sikap politik Gereja, yang memplesetkan Spirit Kebangsaan menjadi 100% Katolik, 100% PDIP," tegas Albertus.


Sebagimana diberitakan detiknews, 12 April 2025, Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, akan mengunjungi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. 


"Pelayanan ini sudah biasa saya lakukan. Kunjungan ke Pak Hasto adalah dalam rangka tugas pelayanan itu," kata Suharyo kepada wartawan, Jumat (11/4/2025).


Kategori : News


Editor     : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama