JAKARTA, suarapembaharuan.com - Untuk mengatasi permintaan konsumsi yang cenderung meningkat selama Ramadan, pasokan pangan akan digelontorkan dengan melakukan pengawasan ketat di pasar-pasar tradisional.
![]() |
Rakortas di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Rabu (26/2/2025). ist |
Menurut Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, salah satu komoditas yang diperhatikan secara serius adalah minyak goreng MinyaKita. Upaya menurunkan harga MinyaKita di pasaran menjadi target yang harus diwujudkan pemerintah.
"MinyaKita ditargetkan penyaluran 2 kali lipat dari biasanya. Harganya harus di Rp15.700 per liter. Sekarang rata-rata harga nasional di Rp17 ribuan. Harusnya kalau nanti dibanjiri, harga akan turun. Secepatnya kita laksanakan ini," jawab Arief saat diwawancarai usai Rakortas di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta.
Dikatakannya, mulai Kamis (27/2/2025), Kapolri sudah perintahkan jajarannya turun ke pasar.
"Beliau sampaikan mulai besok akan ditertibkan. Pokoknya harus dijual dengan harga sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi). Tidak boleh lebih dari itu," lanjutnya.
Terkait itu, berdasarkan Panel Harga Pangan Bapanas per 25 Februari, rerata harga di tingkat konsumen secara nasional berada di Rp17.679 per liter. Meski begitu, stok minyak goreng secara nasional masih memadai bahkan melebihi kebutuhan konsumsi sebulan.
Dalam Proyeksi Neraca Pangan Nasional Tahun 2025 per 21 Februari 2025, diproyeksikan kebutuhan konsumsi minyak goreng di Ramadan atau Maret 2025 akan meningkat sekitar 14,67 persen atau menjadi 488,4 ribu ton dibandingkan bulan sebelumnya.
Estimasi kebutuhan konsumsi di Februari 2025 adalah 425,9 ribu ton.
"Kita mau sampaikan bahwa ketersediaan seluruh komoditas pangan strategis dalam kondisi aman. Bapak Presiden Prabowo perintahnya ke kita, bahwa ketersediaan itu nomor satu. Jadi ketersediaan saat ini memang kita jaga baik-baik," tambah Arief.
Sementara stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) dalam bentuk minyak goreng per 26 Februari total ada 99 ribu kiloliter yang ada di ID FOOD dan Perum Bulog.
Sedangkan ketersediaan minyak goreng secara nasional diestimasikan pada Maret 2025 total ada 815,4 kiloliter.
"Nah untuk di pasar tradisional, kita meminta untuk menjual dengan harga seperti harga acuan atau HET, karena kalau di pasar tradisional itu biasanya tidak ada price tag-nya. Jadi harga itu biasanya ada negosiasi. Tapi kalau di pasar modern, hampir semuanya harganya sudah sesuai," ucap Arief.
Di tempat yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengimbau agar tidak ada praktik penimbunan stok di kalangan pedagang.
"Sebentar lagi sudah memasuki bulan Puasa, ketersediaan bahan pokok aman. Tersedia di mana-mana. Oleh karena itu, masyarakat tidak usah khawatir. Belanja saja seperlunya, kapan saja, barangnya ada," sebutnya.
Zulkifli mengingatkan para pelaku usaha selama bulan suci Ramadan, hati-hati, tidak boleh menimbun barang dagangannya.
"Kalau minyak goreng, kita sudah sepakat akan dijadikan 2 kali lipat ke pasar-pasar. Jadi (pasokannya) banyak," kata Zulhas.
Sementara Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan pihaknya akan melakukan pengecekan terkait penyerapan gabah petani dan harga pangan.
"Tentunya apa yang menjadi keputusan rapat ini akan kita laksanakan di lapangan. Jadi yang pertama bahwa penyerapan (gabah) agar sesuai dengan apa yang menjadi keputusan pemerintah yaitu Rp6.500 (per kilogram)," tegasnya.
Pihaknya kata Kapolri, akan turunkan anggota di lapangan untuk memastikan dan melakukan pengecekan dan penyerapannya diharapkan bisa sesuai.
Demikian juga terkait harga bahan pokok selama bulan Ramadan di pengecer atau di pasar tradisional. harga harus sesuai HET.
Ia meneruskan apabila Kepolisian menemukan harga pangan pokok yang melebihi HET, maka selanjutnya akan ditelusuri akar penyebabnya untuk segera dilakukan penertiban.
Kapolri juga berkomitmen menangani para spekulan yang memanfaatkan momentum bulan Ramadan.
"Harapan kita yang jelas, masyarakat yang akan melaksanakan puasa betul-betul bisa mendapatkan harga bahan pokok sesuai HET. Karena sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Menko, bahwa semuanya (pangan pokok) tidak hanya cukup, tapi (pasokannya) banyak," pungkas Jenderal Listyo.
Kategori : News
Editor : YZS
Posting Komentar