JAKARTA, suarapembaharuan.com - Hasil survei terbaru Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) menunjukkan mayoritas publik meyakini pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka solid. Dalam survei ini juga terlihat peran Gibran yang signifikan mendukung Prabowo untuk mengoptimalkan kinerja pemerintahan.
"Mayoritas responden meyakini pemerintahan tetap berjalan solid. Sebanyak 47,34 persen responden menyatakan bahwa pemerintahan yakin akan tetap solid, dan 15,27 persen responden menilai sangat yakin. Dalam arti lain, mereka tidak terpengaruh oleh ragam isu yang berhembus di ruang publik," ujar Wakil Direktur LPI Ali Ramadhan di acara diskusi dan rilis hasil survei LPI bertajuk 'Pandangan Publik terhadap Soliditas Pemerintahan Prabowo-Gibran' di Hotel Aryaduta, Semanggi, Jakarta, Kamis (27/2/2025).
Ali mengatakan latar survei ini dibuat untuk mengukur persepsi publik terhadap isu fundamental yaitu insoliditas yang sempat muncul mewarnai ruang publik. Menurut dia, konstruksi survei ini mengukur tiga aspek fundamental yaitu, pertama, seberapa besar soliditas kepemimpinan politik pemerintahan saat ini.
"Kedua, dukungan dan peran wakil presiden dalam mengoptimalkan kinerja kabinet dan pencapaian misi Asta Cita. Terakhir, peran kabinet sebagai pelaksana dari seluruh agenda program pemerintahan," tutur Ali.
Selain soliditas, kata Ali, survei ini memotret peran strategis Gibran Rakabuming Raka sebagai wapres membantu Presiden Prabowo dalam mengakselerasi dan jajaran menteri KMP atau Kabinet Merah Putih. Saat diajukan pertanyaan terkait independensi dan determinasi Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Rakabuming Raka, kata dia, mayoritas responden yang menyatakan yakin sebanyak 48,15 persen dan 16,5 persen responden menilai sangat yakin.
"Saat kami memotret peran wapres, mayoritas responden yakin dan merasa optimis, untuk bisa berakselerasi, berkinerja sangat optimal serta menopang terwujudnya visi besar pemerintahan. Sebanyak 47,78 persen responden optimis bahwa wapres mempunyai potensi yang lebih dari cukup untuk itu," ungkap Ali.
"Dan survei kami juga selaras dengan approval rating atau tingkat kepuasan publik. Di mana, sebanyak 37,75 persen responden menilai puas dan 28,75 persen responden menilai sangat puas,” tutur dia menambahkan.
Survei itu juga menyajikan performa 100 hari kinerja KMP. Sebanyak 35,44 persen menilai bahwa performa 100 hari kabinet ini lebih baik dan sebanyak 27.l,58 persen responden menilai sangat baik. Sedangkan 10,45 persen responden menilai bahwa 100 hari performa kabinet ini buruk dan 24,55 persen responden menyatakan tidak ada perubahan signifikan.
LPI juga memotret kinerja para menteri KMP yang kemudian tersaring menjadi 10 besar menteri terbaik, terfavorit dan memiliki kontribusi signifikan untuk mengoptimalkan agenda kerja pemerintah.
Sebanyak 91,22 persen responden menilai bahwa Budi Gunawan memberikan kontribusi signifikan dalam mengawal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
"Sebanyak 90,45 persen responden juga mengapresiasi kerja Menteri KKP, Wahyu Sakti Trenggono yang dinilai telah bekerja mengikuti arahan presiden dan wakil presiden. Terpaut tipis, sebanyak 90,22 persen responden menilai bahwa Menkeu Sri Mulyani telah berupaya keras untuk menjalani amanat presiden dan wakil presiden,” tutur dia menambahkan.
Survei itu dilakukan sejak 20-25 Februari 2025 yang dilakukan di 29 provinsi. Metode survei LPI menggunakan tehnik wawancara melalui kuesioner dengan 1700 responden. Sementara pengambilan sample yang digunakan yaitu, multistage sampling (kombinasi dari simple random sampling dan cluster sampling), metode ini sangat efisien untuk penelitian dengan populasi yang luas atau sulit dijangkau. Sedangkan error sampling dalam survei ini ± 2,38 % pada interval kepercayaan 95%.
Pemerintahan Dwitunggal
Di kesempatan yang sama, Direktur LPI Boni Hargens mengapresiasi hasil riset ini. Ia menjelaskan bahwa, survei ini sangat rasional oleh sebab komitmen Presiden Prabowo Subianto yang dilengkapi oleh jiwa muda dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Lebih lanjut Boni menegaskan bahwa, dalam model presidensial, hubungan antara presiden dan wakil presiden adalah dwitunggal dan tidak terpisahkan.
“Saya mengapresiasi hasil riset ini. Benar adanya, peran Wapres itu sangat strategis untuk mengoptimalkan kinerja Presiden dan jajarannya. Pandangan publik dalam survei ini, saya yakin, amatlah masuk akal karena jiwa muda dan semangat kerja Wapres selaras dengan leadership Presiden Prabowo yang tegas dan tanpa tedeng aling-aling. Dan dalam dalam model presidensial memang dwitunggal, tak terpisahkan antara presiden dan wakilnya,” jelasnya.
Ia menambahkan, sudah seharusnya keduanya saling menopang karena dipilih oleh rakyat sebagai satu paket, bukan terpisah-pisah. Dan implementasi dari Astacita yang menjadi agenda utama pemerintahan membutuhkan sinergi dan soliditas di puncak hierarki kepemimpinan.
“Kalau publik menilai pemerintah saat ini solid, kita layak memiliki keyakinan bahwa seperti apa pun dinamika yang dihadapi saat ini, Indonesia akan, terus terang, terang terus,” sambungnya.
Saat ditanya lebih lanjut tentang realitas demokrasi saat ini, Boni menegaskan bahwa demokrasi Indonesia masih terbilang sehat dan harus tetap optimis.
“Demokrasi kita masih sehat kok. Tidak perlu takut. Tidak perlu berpikir gelap. Itu sebabnya, dukungan masyarakat sangat diperlukan untuk menjamin itu. Bentuknya bisa berupa apresiasi atau pun kritisisme. Kita rakyat harus optimis dan jangan absen memberikan masukan kepada pemerintah,” tegasnya.
Terkait rekam kerja kabinet KMP dalam survei ini yang menempatkan Menkopolkam Budi Gunawan di tempat pertama, Boni menilai bahwa, apa yang telah dilakukannya memang sudah terbukti nyata dan berdampak terhadap kepentingan umum, terutama di sektor politik dan keamanan.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar