JAKARTA, suarapembaharuan.com - Pemerintah memastikan ketersediaan dan kestabilan harga pangan pokok strategis bagi masyarakat menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idulfitri.
![]() |
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi. foto: ist |
Terlebih telah ada perintah Presiden Prabowo Subianto untuk menurunkan harga, terkecuali harga gabah kering panen di tingkat petani.
"Rapat hari ini adalah rapat persiapan jelang HBKN bahas ketersediaan. Tadi Bapak Mentan (Menteri Pertanian) sebagai Menko Pangan ad interim, karena Pak Zulhas sedang ke luar negeri, kita telah memastikan ketersediaan pangan, cukup," terang Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi.
Perintah Ptesiden kata Arief, adalah harga tidak boleh ada yang naik.
"Yang boleh naik hanya gabah kering panen milik petani. Harga di petani dan peternak juga harus bagus. Itu yang ingin pemerintah jaga terus selama HBKN nanti," lanjutnya.
Sebagai tindak lanjut hasil Rakor Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang telah digelar Rabu (12/2/2025) lalu, Pemerintah mengajak peran aktif seluruh pemerintah daerah guna menyukseskan upaya pengamanan pasokan dan harga pangan.
"Kami di Badan Pangan Nasional telah menyampaikan imbauan ke seluruh Gubernur, Wali Kota, dan Bupati seluruh Indonesia untuk dapat mendukung strategi pengamanan pasokan dan harga pangan jelang HBKN. Ini merupakan tindak lanjut dari apa yang sudah kita bahas dalam Rakor SPHP sebelumnya," sebutnya.
Dalam surat yang ditandatanganinya, Arief menyampaikan 4 ihwal yang penting untuk dilaksanakan bagi tiap pemerintah daerah (pemda).
Pertama, pemda agar melakukan pendataan ketersediaan stok dan harga bahan pangan. Kedua, pemda agar dapat melakukan pengendalian dan tindakan preventif terhadap potensi terjadinya gejolak pasokan dan harga pangan.
Selanjutnya, pemda agar terus laksanakan pemantauan dan pengawasan pasokan dan harga pangan secara berkala. Terakhir, Bapanas mendorong pemda menerapkan kerja sama antara daerah, khususnya daerah yang defisit atau berpotensi dan cenderung mengalami gejolak harga pangan.
"Kalau terkait serapan Bulog dari petani padi kita, tentunya daerah yang masih di bawah, harus didorong naik. Seperti di Sumatera Selatan, kan kemarin masih di bawah Rp6.500, sudah dikomunikasikan dan pengusaha di sana akan membeli dengan Rp6.500, any quality. Sekarang serapan Bulog sudah sekitar 8.000-10 ribu ton per hari," bebernya.
Terkait itu, realisasi pengadaan setara beras yang sedang digencarkan oleh Perum Bulog, per 14 Februari, telah berada di angka 75,2 ribu ton. Realisasi ini sama dengan 2,51 persen terhadap target yang telah ditetapkan pemerintah.
"Kita optimis Bulog mampu melaksanakan penugasan serap panen dalam negeri. Tren menunjukkan nanti penyerapan Bulog di Maret akan mulai menanjak seiring dengan adanya surplus antara produksi terhadap konsumsi secara bulanan," tutup Arief.
Menilik neraca produksi dan konsumsi beras yang disusun Bapanas, surplus produksi terhadap konsumsi akan terjadi mulai Maret 2025 ini.
Proyeksi produksi Januari 2025 berada di angka 1,33 juta ton dengan kebutuhan konsumsi sebulan 2,59 juta ton. Sementara produksi Februari 2025 dapat di angka 2,10 juta ton dan Maret 2025 dapat melejit hingga 5,24 juta ton.
Di kesempatan yang sama, Mentan Andi Amran Sulaiman mengatakan, komitmen pemerintah untuk menurunkan harga pangan pokok di Ramadan nanti.
"Hari ini rapat untuk persiapan harga bahan pokok di bulan suci Ramadan. Kita harapkan harganya stabil. Bila perlu harganya lebih rendah daripada tahun sebelumnya dan juga kita akan melakukan operasi pasar besar-besaran," ucapnya.
"Kita ingin di bulan suci Ramadan, semua yang melakukan puasa melaksanakan ibadah puasa tersenyum karena harga stabil dan syukur syukur dibawah dari harga tahun lalu. Insya Allah kita putuskan nanti di tanggal 19 Februari 2025. Tugas pemerintah adalah bagaimana produsen, dalam hal ini petani, peternak tersenyum, konsumen bahagia, dan pengusaha untung," pungkas Mentan Amran.
Bapanas sendiri telah merencanakan pelaksanaan operasi pasar murah dalam bentuk Gerakan Pangan Murah (GPM) selama periode HBKN Ramadan dan Idulfitri.
Total konsolidasinya per 14 Februari dapat mencapai 728 kali yang tersebar di 11 provinsi dan 74 kabupaten/kota.
Kategori : News
Editor : ZHR
Posting Komentar