Semula saya tak begitu yakin dengan kritik Kkd Anshar M. Noor,atau populer dipanggil junior beliau sebagai Acang, terhadap KAHMI. Tapi malam ini, Rabu, 5 Februari 2025, di Convention Hall Hotel Santika, Medan, kritik Bang Acang itu 150% benar adanya.
Milad ke 78 HMI ini sekaligus pemberian KAHMI Award kepada para alumni HMI. Tapi juga pengangkatan anggota kehormatan KAHMI terhadap Kkd Sukma Diah atau Kak Oma, isteri alm Kkd Prof. Hasnil Basri Siregar, S.H.
Temanya : Saatnya Bangun SDM Berkualitas Insan Cita Menyongsong Indonesia Emas 2045.
Tema ini membuat kepala Prof Azhari Akmal Tarigan, Wakil Rektor I UIN-SU pening. Mengapa pening? Bukankah tujuan HMI Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, bernafaskan Islam, dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah Swt.
Tujuan ini kemudian kita kenal dengan 5 kualitas insan cita HMI.
" Jadi, selama 78 tahun ini apa kerja HMI", tanya Prof Azhari Akmal Tarigan. Saya, bang Haji Ikhrom Helmi Nasution, dan teman-teman alumni lainnya ternganga mendengar pernyataan Prof Akmal tersebut.
Saya merasakan betul inti pernyataan Prof Akmal itu. Mengapa temanya begitu. Tapi kemudian saya pun bisa memaklumi mengapa temanya seperti itu. Pertama, acaranya Milad ke 78 HMI. Namun, yang mendominasi isi ruangan acara adalah alumni HMI. Adik-adik HMI nya boleh dikata tak terlihat sama sekali. Tak sampai 10 persen yang hadir.
Kedua, Milad ke 78 ini tak ada pembacaan pidato resmi PB HMI. Pada masa-masa sebelum reformasi, setiap Milad HMI (dulu disebut Dies Natalis) selalu ada pidato resmi dari PB HMI, yang dikirim ke seluruh Badko dan Cabang se Indonesia. Pidato itu kemudian dibacakan oleh Ketua Umum Badko jika tak ada PB HMI yang hadir pada acara tersebut. Milad ke 78 HMI kali ini, mungkin juga sebelum-sebelum, tanpa pidato resmi dari PB HMI.
Ketua Umum Badko pun hanya selintas menyampaikan sambutan, yang isinya sama sekali tak menggambarkan kondisi kondisi HMI hari ini. Sehingga kita sebagai alumni tak mendapat informasi apapun tentang HMI Sekarang. Ketua Umum Cabang yang terpilih pun tak muncul di pentas. Jika pun SK nya masih terkatung-katung di PB HMI, paling tidak Ketum HMI Cabang Medan yang terpilih di konferensi 2 bulan lalu, diperkenalkan pada hadirin yang ada di ruangan itu.
Ketiga, acara Milad ke 78 HMI itu justru tenggelam oleh acara pemberian award dan pengangkatan anggota kehormatan KAHMI tersebut. Yang banyak mengisi acara dan berbicara di panggung adalah KAHMI. Pidato terakhir adalah dari Sekjen Majelis Nasional KAHMI. Acara Milad ke 78 HMI justru dikuasai oleh KAHMI.
Karena itu, benar sekali kritik bang Acang, KAHMI lah yang sesungguhnya menenggelamkan HMI, bukan yang lain.
Penulis : M. Zahrin Piliang
Ketua Umum HMI Cabang Medan 1983-1984
Posting Komentar