JAKARTA, suarapembaharuan.com - Bad To Say adalah salah satu band pop punk yang hingga kini masih aktif dan berkontribusi dalam scene musik Jakarta. Dengan ciri khas musik yang energik dan lirik yang berbicara langsung kepada pendengar, band ini telah berhasil menjaga eksistensinya meski menghadapi berbagai tantangan di dunia musik yang terus berkembang.
Bad To Say, yang beranggotakan Rhino Gaban sebagai bassis dan vokalis, Fadip sebagai gitaris 1, dan Jordion sebagai gitaris 2, bernaung di bawah label Freedom Hits Record. Band ini dipimpin oleh Rhino Gaban, yang juga bertanggung jawab dalam banyak proses penulisan lagu. Ketika ditanya tentang proses kreatifnya, Rhino menjelaskan, “Tantangan terbesar dalam menulis lirik adalah bagaimana memastikan pesan yang ingin kami sampaikan bisa diterima dengan baik oleh pendengar, tanpa menghilangkan karakter pop punk yang kami bawa.” Ini mencerminkan keseriusan Bad To Say dalam menjaga kualitas musik mereka tanpa tergoda untuk mengikuti tren pasar yang cepat berubah.
Meski sempat mengalami beberapa perubahan personil, Bad To Say tetap berfokus pada konsistensi musik dan kualitas penampilan mereka. Dengan pengaruh dari band-band besar seperti Green Day, Endank Soekamti, dan Ramones, Bad To Say tetap mempertahankan gaya musik yang khas dan relevan dengan karakter mereka sebagai band pop punk. Rhino sendiri menyebutkan bahwa salah satu band yang sangat menginspirasi mereka adalah Endank Soekamti. “Saya sangat menghargai karakter vokalis mereka yang unik dan lirik-lirik yang simpel namun penuh semangat. Itu adalah kekuatan yang kami coba serap dan transformasikan ke dalam lirik dan musik kami,” ujarnya.
Meskipun mengaku terinspirasi dari band-band internasional, Bad To Say juga memiliki rencana besar untuk masa depan mereka. Kedepannya, band ini berharap bisa terus produktif dan melakukan tour ke berbagai kota di Indonesia, sekaligus meningkatkan keterlibatan dengan penggemar. “Kami berharap di tahun 2025 ini, kami bisa lebih produktif, baik dalam menciptakan karya baru maupun dalam menjalin hubungan dengan penggemar di berbagai tempat,” tegas Rhino.
Saat ini, salah satu tantangan besar yang dihadapi Bad To Say adalah mencari drummer yang cocok setelah kepergian drummer sebelumnya. “Saat ini kami masih mencari sosok yang tepat untuk melengkapi formasi kami. Ini bukan perkara mudah, tapi kami optimis bisa menemukan orang yang sejalan dengan visi kami,” ungkap Rhino, disepakati pula oleh Fadip dan Jordion.
Ditanya mengenai pengalaman pahit selama merintis Bad To Say, Rhino mengaku sedih saat awal terbentuknya band ini, yang diwarnai dengan tantangan dalam meyakinkan orang-orang terdekat tentang arah musik mereka. “Dulu banyak teman yang ragu dengan musik yang kami buat. Banyak dari mereka yang terang-terangan tidak menyukai karya yang kami buat, tapi setelah lagunya jadi dan diperdengarkan di masyarakat luas, responsnya menjadi berbeda. Mereka akhirnya bisa melihat potensi kami,” kenang Rhino.
Melihat fenomena generasi muda yang saat ini cenderung sibuk dengan gadget mereka, Bad To Say berharap anak-anak muda saat ini bisa lebih banyak meluangkan waktu untuk berkarya dan berlatih di studio, daripada terlalu sibuk dengan gadget. “Berlatih dan berproses adalah cara terbaik untuk tumbuh dalam dunia musik,” ujar Rhino.
Lagu-lagu Bad To Say sering kali terinspirasi oleh realita kehidupan, baik itu pengalaman pribadi maupun cerita dari teman-teman mereka. Salah satu pengalaman unik yang mereka alami adalah ketika mereka terpaksa menyelesaikan sebuah lagu dalam waktu yang sangat terbatas, sementara drummer mereka tidak dapat hadir. “Waktu itu saya harus turun tangan menggantikan peran drummer, meski agak kesulitan menjaga ritme dengan metronome. Itu adalah pengalaman yang cukup menantang, tapi berhasil,” cerita Rhino.
Selain itu, Bad To Say juga banyak dipengaruhi oleh vokalis dari beberapa band lokal, seperti Shaggy Dog, Tipe X (Tresno), dan Steven dari Steven & The Coconut Tree. “Kami banyak belajar dari cara mereka menyampaikan pesan melalui musik. Vokalis-vokalis ini punya cara unik yang selalu membuat kami terinspirasi,” jelas Rhino.
Dengan perjalanan yang penuh tantangan dan dedikasi terhadap musik, Bad To Say tetap teguh menjalani jalan mereka sebagai band pop punk yang relevan di Jakarta. Dengan terus berkarya dan menjaga integritas, mereka berharap bisa terus tumbuh dan lebih dikenal luas oleh masyarakat.
Saat ini, dua single Bad To Say yang berjudul “Sosok Itu” dan “Tak Punya Malu” sudah dapat dinikmati di berbagai platform digital.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar