NTT, suarapembaharuan.com - SurfAid sebagai organisasi nirlaba yang berbasis di Australia berkomitmen meningkatkan taraf hidup masyarakat terpencil, terutama yang berada di wilayah terkait lokasi selancar (surfing) seperti di Kawasan Laboya Barat, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur melalui program Nusatani.
Salah satunya pendekatan yang dilakukan melalui pemberdayaan perempuan, di mana mengedepankan unsur-unsur GEDSI (Gender Equality, Disability, and Social Inclusion) untuk mengurangi angka stunting di daerah tersebut. Hal itu diungkapkan Project Manager Program Nusatani SurfAid di Sumba Barat, W Niken Sasanti dalam keterangan persnya, Jumat (13/12/2024).
"Tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan kesadaran mengenai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, serta memperbaiki pola pengasuhan anak yang berpengaruh pada angka stunting," ungkap Niken.
Ditambahkannya, wilayah Sumba Barat selama ini dikenal sebagai wilayah yang kental dengan budaya Patriarki yang menempatkan perempuan lebih banyak bekerja daripada laki-laki. Sehingga membuat perempuan kurang memperhatikan anak akibat kerja yang berlebihan ketimbang laki-laki.
"Pola asuh anak yang tidak optimal, akibat waktu kerja yang lebih panjang bagi perempuan, turut mempengaruhi tingginya angka stunting di daerah tersebut. Sehingga kami perlu hadir berfokus untuk memberikan wawasan kepada perempuan tentang pemberdayaan, sekaligus melibatkan para suami dalam kelas pengasuhan," tambahnya.
Dengan cara ini, diharapkan suami juga memahami pentingnya peran mereka dalam pengasuhan anak dan pekerjaan domestik. Selain itu dengan adanya pelatihan ini kita ingin laki-laki dan suami turut berpartisipasi dalam membantu pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak untuk menghindari stunting pada anak.
"Setelah program ini ini berjalan, kami bersyukur angka stunting menurun. Bahkan dari data kita pada Agustus 2023, angka stunting di daerah itu menurun 12,1 persen dibanding tahun sebelumnya. Yang menurut kami karena mereka memiliki pendapatan lebih baik, mereka bisa membeli makanan bergizi untuk anak-anak mereka ditambah mereka mulai mengerti pembagian tugas pengasuhan anak," tegasnya.
Pemberdayaan dan pendampingan Gedsi yang selama ini dilakukan juga telah dirasakan manfaatnya oleh petani seperti Pius dan keluarganya.
"Sekarang masyarakat desa yang memiliki anak balita bisa mengkonsumsi makanan yang lebih bergizi dari sebelumnya. Masakan dan olahannya lebih beragam, jadi gizinya juga bertambah," tandasnya.
Program yang digagas SurfAid dan Gedsi ini juga merupakan program kerjasama yang mereka lakukan dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar