JAKARTA, suarapembaharuan.com - Rencana program cetak sawah/lahan baru seluas 3 juta hektare oleh Presiden Prabowo melalui Kementerian Pertanian (Kementan) harus dilakukan dengan cermat.
Anggota Komisi IV DPR RI Riyono. foto: ist |
Jika berhasil, maka akan menghasilkan jutaan ton beras yang bisa membantu mengurangi alokasi impor.
“Cetak sawah baru 3 juta hektare lahan di Indonesia timur memang menjanjikan untuk bisa menghasilkan jutaan ton beras. Namun jika gagal akan kehilangan ratusan miliar,” ucap Anggota Komisi IV DPR RI Riyono dalam keterangan tertulis yang dikutip, Senin (28/10/2024) di Jakarta.
Dikatakannya, selama pemerintahan Jokowi program ini juga sudah dijalankan. Cita-cita satu juta hektare terealisasi 500.000 hektare di Indonesia timur dengan biaya triliunan rupiah.
Untuk diketahui rencana anggaran biaya (RAB) konstruksi cetak sawah pada 2016 bagi 138 kabupaten sebesar Rp16 juta per hektare, serta khusus untuk daerah Maluku dan Papua sebesar Rp19 juta per hektare.
Untuk cetak 600.000 hektare sawah baru dibutuhkan biaya rata-rata di luar Jawa Rp17 Juta per hektare, sehingga minimal butuh Rp10 triliun lebih.
“Kalau 3 juta hektare berapa triliun yang dibutuhkan? Sangat besar, maka harus bertahap dilakukan. Membutuhkan anggaran yang cukup besar untuk cetak sawah baru, Kementan harus bisa menyiasati anggaran yang ada. Jangan sampai mengulang kegagalan yang pernah terjadi,” lanjut Riyono.
Dikatakannya, keberhasilan cetak sawah baru ada di pengelolanya. Petani muda menjadi solusinya, maka perlu ajak para sarjana pertanian menjadi petani sukses bersama cetak sawah baru.
Menurut data Badan Penyuluhan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) 2020 Kementan mencatat, petani muda di Indonesia yang berusia 20-39 tahun hanya berjumlah 2,7 juta orang.
Hanya sekitar 8 persen dari total petani 33,4 juta orang. Sisanya lebih dari 90 persen masuk petani kolonial, atau petani yang sudah tua.
“Kalau mau maju pertanian kita, diusulkan gaji petani muda kita, jadikan profesi petani menjanjikan. Lulusan pertanian jadikan petani sukses. Kita hitung saja, 2,7 juta petani muda yang siap berkorban katakan 1 juta x 5 juta x 12 bulan = 60 triliun. Angka yang kecil bagi cita-cita mewujudkan ketahanan dan swasembada pangan Nasional,” tutup Riyono.
Kategori : News
Editor : YZS
Posting Komentar