KBP Gidion Arif Setyawan Pemimpin Paling Gercep Ayomi Masyarakat

MEDAN, suarapembaharuan.com - Ini tentang tugas-tugas mulia seorang insan Bhayangkara. Bukan cuma sebagai penyidik belaka, sesuai amanat pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002. 



Pasal itu menyebut bahwa penyidikan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik untuk mencari dan mengumpulkan bukti-bukti tindak pidana. Bukti-bukti tersebut digunakan untuk membuat terang tindak pidana dan menemukan tersangka. 

 

Selain itu, tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) adalah:

memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,  menegakkan hukum, memberikan perlindungan, pengayoman dan melayani masyarakat.

 

Polri juga memiliki fungsi utama, yakni; 

Pembinaan masyarakat. Yaitu kegiatan untuk meningkatkan kesadaran hukum, partisipasi masyarakat, dan peraturan perundang-undangan. Ada juga fungsi preventif, yakni kegiatan untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, keselamatan orang, benda, dan barang. 


Pun fungsi represif dan fungsi-fungsi serta kewenangan Polri lainnya. Kalau dirunut dan dibedah, teramat banyak fungsi dan tugas Polri. Tak akan habis jika saya beberkan dalam tulisan ini.


Namun fungsi yang lebih mulia dan paling utama dari keberadaan Polri adalah gercep (gerak cepat) dalam hal melayani, menganyomi dan memberi rasa aman, tenang serta nyaman kepada masyarakat.


Hal inilah yang malam tadi (Sabtu, 19 Oktober 2024 malam) dirasakan masyarakat Tembung, Deliserdang, saat api membumihanguskan pemukiman padat penduduk, persis di dekat Rumah Sakit Mitra Sejati. 


Bisa dibayangkan kepanikan warga seketika menyaksikan rumahnya diamuk api. Keganasanya menyala meninggi hingga ke atap rumah. Merembet ke rumah-rumah lain. Langit kelam pekat malam itupun berubah memerah oleh jilatan lidah api. 


Malam itu, Kapolrestabes Medan Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, tak langsung lelap dalam tidur. Ia gelisah akan nasib warganya yang tertimpa musibah. 


Lalu dia pun bergegas menuju lokasi kebakaran. Ingin mengetahui dan mencari tahu, apa penyebab kebakaran dan kemungkinan ada korban atau tidak. Nalar penyidiknya muncul. 


Disalah satu grup WA, dia menginformasikan sudah berada di lokasi kejadian dalam hitungan menit setelah informasi tentang musibah itu menyebar.  


Bunyi chat WA nya ; "Saya di tkp belum ada laporan , tks infonya (soal korban jiwa) saya cek… dengan camat sedang siapkan posko pengungsian sementara di Madrasah Al Firdaus jalan mesjid."


Chat tersebut dilayangkan sekira 00.34 WIB. Selang 10 menit, mantan Direktur Kriminal Umum dan Direktur Kriminal Khusus Polda Jatim itu,  kembali mengirim chat. 


Isinya; "Tidak ada yang MD (meninggal dunia), ada 3 orang kaget dan dalam perawatan RS." Chat ini pun menuai pujian. 


Ada yang menyebut Gidion sebagai sosok Polri yang luar biasa, biasa di luar, bahkan ada yang memujinya sebagai calon pemimpin Polri di masa mendatang dan pujian-pujian lainnya, lantaran gercep mendatangi lokasi musibah. 


Itulah sejatinya fungsi Polri. Hadir di tengah-tengah kepanikan dan keresahan warganya. Muncul bukan sekadar demi pencitraan. Tapi ikut merasakan kegundahan yang dialami masyarakat yang dilayaninya. 


Inilah sosok pemimpin yang peka terhadap segala informasi dan kejadian. Pemimpin yang kerap gerak cepat (gercep) terhadap peristiwa-peristiwa terkini. Pun fasih terhadap dinamika yang ada dimasyarakat. Baik di dunia nyata dan maya. Semoga ini tak hanya sekali dua kali dilakukan seorang Gidion. Tapi berkelanjutan dalam hal gercep dan inovatif memberikan pelayanan kepada masyarakat.


Kategori : News


Editor      : ARS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama