Parlemen Goes To Campus di Nommensen Bahas Isu Demokrasi 2024

MEDAN, suarapembaharuan.com - Kegiatan Parlemen Goes To Campus yang diselenggarakan atas kerjasama DPRD Sumatera Utara, Radio NR (News & Rhythm) dan Universitas HKBP Nommensen untuk pertama kalinya digelar di Kampus Universitas HKBP Nommensen pada Selasa, 27 Agustus 2024. 



Kegiatan ini mengangkat Tema “Mahasiswa dalam Politik Kontemporer: Menghadapi Tantangan dan Memanfaatkan Kesempatan” dengan menghadirkan narasumber Ketua DPRD Sumatera Utara, Dr. Sutarto, MSi, Dekan Fakultas Hukum Universitas HKBP Nommensen, Dr. Janpatar Simamora, SH., MH dan Rektor yang diwakilkan kepada Wakil Rektor III Drs. Maringan Panjaitan, MSi serta dipandu oleh Host Amy Maulidya. Pelaksanaan kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah dosen dan mahasiswa serta disiarkan secara live melalui Radio NR (News & Rhythm). 


Pada kesempatan itu, Dr. Janpatar Simamora, SH., MH yang dikenal sebagai pakar hukum tata negara mengemukakan bagaimana pentingnya peran mahasiswa sebagai generasi muda dan generasi penerus bangsa dalam proses demokrasi. “Mahasiswa menjadi asset bangsa yang akan menentukan arah perjalanan bangsa dan Negara di masa depan. Oleh sebab itu, maka mahasiswa punya tanggungjawab besar untuk turut memastikan bahwa demokrasi di tanah air, termasuk pilkada serentak 2024 dapat berjalan dengan baik sesuai dengan mekanisme yang telah ditentukan.” tegas pakar hukum lulusan Doktor Ilmu Hukum Universitas Padjadjaran Bandung ini.


Selain itu, Dr. Janpatar Simamora menegaskan bahwa terkait Putusan Mahkamah Konstitusi mengenai Pilkada, ada sisi positif untuk mengadopsi keadilan bagi seluruh warga negara, tetapi sisi lain, penyelenggara pemilu akan banting tulang dan timbul kerumitan secara teknis yang membutuhkan energi bagi KPU. “Jika kita melihat demokrasi sebagai pilihan terbaik bagi bangsa kita, maka lakukan lah itu dengan baik berbasis etika, dan demokrasi harus tunduk kepada hukum. Kita juga mengharapkan agar lembaga negara seperti MK dan juga DPR harus menahan diri dan punya rem dalam melahirkan keputusan yang baik dan benar” harap lulusan Magister Hukum Universitas Gadjah Mada ini.


Masih menurut Dr. Janpatar Simamora, mobilitas kaum millenial atau generasi Z di media sosial dalam menyikapi perubahan belakangan ini adalah sebuah gerakan sosial yang lumrah dan harus kita akomodir, generaai muda kita dorong untuk melakukan pengawasan sebagai bagian dari partisipasi dalam membangun demokrasi. “Mahasiswa sangat kita dorong meuangkan ide, gagasan dan buah pemikirannya melalui media, termasuk media social, karena seyogianya mahasiswa harus lebih intelek dalam menyampaikan pemikirannya, mahasiswa harus mengasah otak, bukan mengasah otot. Hal itu akan jauh lebih mendidik dan memberi teladan bagi masyarakat umum sepanjang mampu menggunakan media secara etis dan taat hukum” tegas Dr. Janpatar Simamora mengakhiri penjelasannya.


Adapun Ketua DPRD Sumut Dr. Sutarto, M.Si mengatakan bahwa mahasiswa adalah aset negara dan aset bangsa sebagai calon pemimpin masa depan, maka mahasiswa harus jadi pemilih rasional dan jadi contoh dalam meembangun dan menata sistem pemilu yang berkualitas. Pada kesempatan itu, Dr. Sutarto, M.Si Ketua DPRD Sumut juga mengharapkan agar mahasiswa UHN Medan aktif menjadi pemilih cerdas dan kritis. Masih menurut Sutarto, bahwa kampus punya tanggung jawab moral dalam membangun dan mengawal demokrasi yang beradab dan bermartabat, “Kampus sejatinya membangun pemikiran bagaimana membangun demokrasi yang lebih baik dan berpihak kepada kepentingan bangsa” tegas Sutarto.


Sementara narasumber lainnya Drs. Maringan Panjaitan, sekaligus Wakil Rektor III UHN Medan menegaskan bahwa kampus adalah tempatnya dalam melakukan tempat uji gagasan, membangun ide. Untuk itu, kampus harus mampu melahirkan calon kepala daerah yang punya komitmen, komitmen politik untuk memabngun bangsa. 


“Demokrasi yang kita bangun seharusnya demokrasi yang berkeadilan yang memberikan hak yang sama kepada semua warga negara. Untuk itu, pemilu adalah proses pergantian kepemimpinan yang teratur dan tertib sehingga kita harus mengawal pemilu itu”, tegas Maringan. Menurut Maringan, mahasiswa adalah motor penggerak perubahan yang bisa mengawal pemilu yang tertib. 


Kegiatan ini diakhiri dengan sesi pemberian sertifikat dan plakat serta sesi foto bersama para narasumber dengan peserta kegiatan.


Kategori : News


Editor     : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama