Dipimpin Muchsin Ridjan, Ini Formatur Munas IX ASEPHI Periode 2024-2029

JAKARTA, suarapembaharuan.com - Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) sukses menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) IX yang berlangsung selama 3 hari, 22-24 Juli 2024 di Hotel JS Luwansa, Jakarta. Munas yang mengangkat tema “Pelaku Kerajinan Kreatif dan Inovatif Siap Berkolaborasi Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia” dibuka secara resmi oleh Menteri Perdagangan, dan turut dihadiri oleh sejumlah Kementerian, Stakeholder sektor kreatif kerajinan, serta Mitra Kerja pendukung lainnya. 



Dihadiri oleh seluruh pengurus Badan Pengurus Pusat (BPP), Badan Pengurus Daerah (BPD), dan Badan Pengurus Cabang (BPC) ASEPHI dari seluruh Indonesia, Munas ASEPHI IX secara resmi  mengumumkan hasil rapat Formatur Munas IX ASEPHI yakni  susunan Pengurus dan Personalia BPP ASEPHI 2024 – 2029. 


Hasil rapat tersebut, telah terpilih kembali Dr. H. Muchsin Ridjan sebagai Ketua Umum ASEPHI periode 2024 – 2029 yang akan didampingi oleh Sekretaris Jendral ASEPHI MN Azis Bakhtiar, Bendahara Umum Syamsul Huda, dan Wakil Ketua Umum 1  Ir. Hatman, Wakil Ketua Umum 2 Hj. Baby Jurmawati Djuri,  Wakil Ketua Umum 3 H. Muchamad Ali Jufry.


Muchsin Ridjan  mengatakan, ASEPHI memiliki visi yaitu menyalurkan aspirasi pengusaha dan perajin di bidang kerajinan untuk lebih mendorong jiwa kewiraswastaan hingga menjadi pengusaha profesional, sekaligus mendukung usaha pemerintah untuk menyukseskan program Pembangunan Ekonomi Nasional. 


Dengan terus berpegang pada visi utama, lanjut Muchsin Ridjan, kepengurusan ASEPHI periode 2024 – 2029 mendasarkan programnya pada 5 pilar yang disesuaikan dengan perkembangan saat ini, yaitu:


1. Organisasi


Perkembangan zaman yang begitu pesat mengharuskan ASEPHI sebagai sebuah organisasi untuk dapat beradaptasi dan terus melakukan perbaikan baik secara internal maupun eksternal. Transformasi menjadi organisasi yang lebih adaptif dan informatif adalah jalan yang akan ditempuh ole kepengurusan saat ini. Hubungan antara BPP, BPD, serta BPC ASEPHI akan terus dipelihara dan diperkuat agar operasional dalam organisasi semakin kuat. Relasi antar organisasi sejenis juga akan semakin dipererat seperti dengan Kamar Dagang & Industri Indonesia (KADIN), Asosiasi Industri Permebelan & Kerajinan Indonesia (ASMINDO), Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), dan lainnya.



2. Kolaborasi


Kolaborasi menjadi salah satu faktor penting pada lingkungan yang dinamis dan kompetitif, oleh sebab itu ASEPHI menjadikannya sebagai salah satu pilar program. Kolaborasi ini telah terjalin dan akan semakin ditingkatkan, hal ini dibuktikan dengan adanya kegiatan yang melibatkan berbagai pihak, seperti INACRAFT beberapa waktu lalu yang berkolaborasi dengan Kementerian Hukum dan HAM untuk mengesahkan bahwa kuliner nusantara merupakan bagian dari kerajinan nusantara. ASEPHI juga turut berkolaborasi dengan berbagai startup digital dalam acara INACRAFT seperti, Silversea, Tokopedia, Olsera, Doku, dan sebagainya. Pada masa mendatang, diharapkan ASEPHI akan semakin melebarkan sayapnya guna memperluas jaringan dan bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya. 


3. Digitalisasi


Memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, termasuk dalam hal berkomunikasi dan berorganisasi. Beragam bentuk digitalisasi yang banyak digunakan, mulai dari aplikasi komunikasi hingga marketplace, telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari. Di kepengurusan periode ini, platform INACRAFT marketplace yang telah dirintis pada periode lalu akan dikembangkan menjadi marketplace khusus produk kerajinan asli Indonesia baik secara retail maupun B2B. Selain itu juga dapat menjadi platform bagi ASEPHI untuk sistem keanggotaan dan program-program ASEPHI dengan cara berkolaborasi dengan berbagai startup lokal.


4. Ekspor


ASEPHI  akan berfokus sebagai wadah bagi para eksportir. Pengembangan bagi para anggota yang semula hanya berorientasi di pasar domestik akan dibina dan diarahkan untuk dapat memasuki pasar internasional. Konsep ekspor yang biasanya dipahami sebagai kegiatan pengiriman barang ke luar negeri dengan volume besar kini diubah agar dapat dilakukan juga dalam volume kecil. Ini memungkinkan ekspor dapat dilakukan dalam skala ritel melalui kerjasama dengan berbagai pihak terkait. Dalam hal ini juga termasuk peningkatan kualitas produk ekspor, sehingga bisa memenuhi standar produk internasional, mengingat hampir setiap negara tujuan ekspor memiliki standar regulasi impor yang berbeda-beda.


5. Inovasi


ASEPHI, sebagai organisasi yang memperhatikan perkembangan zaman, menjadikan inovasi sebagai salah satu dasar program untuk periode kepengurusan kali ini. Langkah ini telah dimulai dengan dibentuknya Talam INACRAFT menjadi bagian dari Pameran INACRAFT. Saat ini, ASEPHI juga dalam proses untuk memasukkan alat-alat musik sebagai bagian dari kerajinan tangan nusantara.


Muchsin Ridjan juga menjelaskan kepengurusan dibawah kepemimpinan nya akan terus mendorong pengembangan kualitas produk dan anggota, menurut nya ASEPHI mengikuti berbagai sertifikasi produk untuk pasar nasional dan internasional, termasuk juga sertifikasi di bidang pengembangan SDM untuk meningkatan kompetensi dan profesionalisme di skala internasional. ASEPHI meningkatkan peran di kancah internasional melalui ASEAN Handicraft Promotion & Development Association (AHPADA), World Crafts Council (WCC), dan The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), agar produk INACRAFT dapat menjadi trademark kerajinan asli Indonesia.


Kategori : News


Editor      : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama