DENPASAR, suarapembaharuan.com – Penjabat Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Tengah Shinta Nana Sujana, membuka Kontak Bisnis dan Pameran dalam rangka Pengembangan Pemasaran Produk UMKM ke Pasar Global di Provinsi Bali, Sabtu (20/7/2024). Pada hari itu, telah terjalin kesepakatan perjanjian kerja sama B to B, antara tiga UMKM dengan enam buyer senilai Rp23,21 miliar.
Kegiatan yang berlangsung di Trans Studio Mal Denpasar hingga Minggu (21/7/2024) tersebut, diharapkan memberikan dampak yang cukup signifikan, dalam pengembangan pemasaran produk UMKM Jawa Tengah ke pasar Internasional.
Menurut Shinta, dalam mengembangkan produksi dan pemasaran produk UMKM, diperlukan strategi yang tersinergi dengan stakeholder yang berkompeten. Sinergitas tersebut dilakukan mulai hulu sampai hilir, dari bahan baku, produksi dan pemasaran, serta peningkatan kompetensi SDM.
Upaya-upaya tersebut, tuturnya, sudah dilaksanakan, di antaranya melakukan kolaborasi dan sinergitas dengan Pemerintah, Lembaga, BUMD, swasta, melalui beberapa kegiatan yang mendukung UMKM kriya dalam mengembangkan produksi dan pemasaran.
“Di antaranya pendampingan UMKM di wilayah Destinasi Wisata Borobudur Kabupaten Magelang dan Sentra Batik Kabupaten Rembang produk fesyen, dengan harapan Jawa Tengah menjadi kiblat Fashion Batik Dunia dan menjadi jujugan pasar Internasional,” beber Shinta.
Ditambahkan, dalam mendorong ekspor, Dekranasda bersama pemprov, melakukan sejumlah kegiatan, salah satunya ekspansi ke Provinsi Bali melalui kegiatan kotak bisnis sekaligus pameran, yang digelar kali itu.
“Bali dipilih sebagai tempat kegiatan karena Bali sebagai hub dan etalase pasar Internasional,” jelasnya.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jateng Eddy S Bramiyanto mengungkapkan, pihaknya mendorong mengawal para UMKM, dengan intens melakukan penawaran dan penjajakan kerja sama dengan buyer potensial.
Pada hari itu pun telah terjalin kesepakatan perjanjian kerja sama B to B, antara tiga UMKM dengan enam buyer dari Austria, USA, Perancis New South Wiles Australia, Surabaya, Bali dengan total nilai mata uang rupiah setara Rp23,21 miliar untuk perjanjian selama satu tahun produk furnitur, home decor, food and bavarage, serta alat musik.
Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Bidang Produktivitas dan Daya Saing, Herbert Hot Ojahan Siagian, mengapresiasi upaya yang dilakukan pemprov dan Dekranasda Jateng dalam mendorong UMKM agar memperluas penjualan ke pasar ekspor.
Kendati begitu, dia berpesan agar pelaku UMKM mengoptimalkan potensi lokal, dan tidak lagi menggunakan menggunakan bahan impor untuk bahan baku. Siagian juga mendorong kemitraan antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, lembaga, komunitas, BUMN, dan lainnya, harus terus ditingkatkan.
“Kolaborasi harus dolakukan,” tegasnya.
Sementara, Gubernur Bali yang diwakili Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali I Wayan Ekadina, menyambut baik kontak bisnis dan pameran yang diselenggarakan di wilayahnya. Kegiatan itu merupakan langkah strategis untuk mempererat hubungan kerja sama antara Bali dan Jawa Tengah. Baik memperluas jaringan pasar, berbagi pengetahuan dan teknologi, hingga memperkuat daya saing UMKM.
Dalam kesempatan itu, juga dibagikan sertifikat kompetensi ekspor kepada Batik Widayati (Solo), King Kaft (Kota Semarang), Surya Jaya Furnindo (Kota Semarang), dan Batik Soul Guitar (Sukoharjo).
Kategori : News
Editor : RAS
Posting Komentar