Pakar: Makan Bergizi Gratis Prabowo adalah Momentum Perbaikan Gizi Bagi Anak Indonesia

JAKARTA, suarapembaharuan.com - Pakar Kesehatan Masyarakat Indonesia Hermawan Saputra bersepakat dengan ekonom yang sekaligus advokat SDGs di bawah Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Jeffrey Sachs yang mengatakan program makan bergizi gratis merupakan bentuk investasi sekaligus cara yang efektif bagi negara untuk memperbaiki nutrisi masyarakatnya. 


Prabowo Subianto. Ist

Hermawan optimistis program makan siang gratis yang kini berganti nama menjadi makan bergizi gratis di pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menjadi investasi penting dan efektif untuk perbaikan gizi. 


Menurut dia, hal ini bisa menjadi momentum yang baik apa bila program makan bergizi gratis ini benar-benar dikawal dengan baik, dipercaya akan membawa Indonesia mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.


“Efektif apabila dikawal oleh pakar kesehatan masyarakat apabila dikawal oleh praktisi gizi kesehatan, artinya makanya ini kan harus bergeser daripada kampanye makan siang gratis menjadi makan bergizi gratis nah ide makan bergizi ini yang harus betul-betul memperbaiki nutrisi,” ujar Hermawan


Hermawan yang juga ketua umum PP Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) ini mengatakan harus ada intervensi pemerintah yang tepat untuk memperbaiki gizi agar anak-anak dan remaja Indonesia ke depan memiliki kognisi, intelegensi dan daya tahan tubuh yang prima. 


“Jadi, kita akan memiliki cita-cita Indonesia emas 2045 jadi kalau kita berusaha betul-betul melakukan intervensi spesifik dengan tepat di saat usia anak dan remaja, maka 21 tahun ke depan itu akan berpengaruh terutama berdampak kepada aspek kognisi, daya nalar, daya pikir inteligensia, aspek daya tahan tubuh dan kondisi fisik dan aspek tumbuh kembang itu sendiri menjadikan bentuk-bentuk intervensi,” ucapnya.


Melalui program ini juga Hermawan berharap dapat menjadi pintu masuk untuk pengendalian konsumsi berlebih terhadap gula, garam dan juga lemak yang mengakibatkan risiko penyakit.


Kategori : News


Editor     : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama