MEDAN, suarapembaharuan.com - Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Graha Kirana Salsabyla Ramadhan Putri Harahap terpilih sebagai perwakilan Indonesia dalam mengikuti kegiatan International Model United Nations (IMUN) Conference 2024.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh United Nations Women Center for Peace itu diikuti empat negara yakni Vietnam, Philippines, Jepang dan Indonesia dan berpusat di Jakarta. Kegiatan itu dilaksanakan selama tiga hari sejak Selasa, 9 Juli sampai Kamis, 11 Juli 2024.
Untuk diketahui kegiatan IMUN adalah wadah bagi diplomasi muda yang mendiplomasikan isu-isu terkait Sustainable Development Goals (SDGs).
SDGs merupakan kesepakatan global dan nasional yang bertujuan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan lebih berkelanjutan bagi semua orang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, SDGs sangat penting untuk kehidupan sekarang dan masa depan.
Nah, dalam konferensi di setiap komite pembicaraan yang penuh inspirasi dan wawasan terkait SDGs itu, Salsabyla Harahap masuk dalam komite UN Women. Ia mengangkat isu kesetaraan gender dan kepemimpinan perempuan yang saat ini menurutnya, masih sering menjadi isu publik.
Salsabyla Harahap mengungkapkan adapun perbincangan yang hangat untuk diulas lebih mendalam adalah kepemimpinan perempuan. Mulai dari, minimal 30 persen jumlah kursi di parlemen untuk perempuan.
“Selain itu, saya juga mengangkat isu kesetaraan gender yang mengklaim bahwa perempuan hanyalah budak seks bagi suaminya, dan beberapa topik lainnya, semuanya menarik untuk ditelisik lebih dalam,” katanya kepada wartawan, Minggu (14/7/2024).
Ia mengungkapkan masalah boleh atau tidaknya perempuan memegang posisi kepemimpinan telah lama diperdebatkan di arena publik islam. Wacana kepemimpinan perempuan tinjauan perspektif islam merupakan sesuatu yang selalu menarik untuk dibahas.
Disebabkan karena kepemimpinan merupakan kesepakatan bersama antara pemimpin dan pengikut yang harus mampu mewujudkan rasa keadilan, mewujudkan rasa aman, dan menjaga keutuhan sebagai pemimpin dalam masyarakat.
"Dalam forum ini saya tertarik dalam pembahasan Kesetaraan Gender yang saat ini masih menjadi polemik disebabkan karena belenggu Budaya Patriarki yang melekat di masyarakat,” ujarnya.
Menurut Putri sulung dari pasangan Rahmatsyah Ramadhan Harahap SH dan Zubaidah Lubis itu perempuan dianggap rendah bahwa tugas perempuan hanya sekadar pekerjaan domestik.
“Sehingga, jika untuk masuk ke dalam ranah kepemimpinan, perempuan dipandang sebelah mata dan akan membawa dampak yang negatif terhadap masyarakat,” ujar mahasiswi STIH Graha Kirana itu.
Kategori : News
Editor : AAS
Posting Komentar