Keren, 3 Desainer IFC Sajikan Adibusana Kejayaan Majapahit di JF3 Fashion Festival

JAKARTA, suarapembaharuan.com  -  Ada yang menarik pada hari ketiga JF3 Fashion Festival 2024. Sebanyak 3 desainer dari Indonesian Fashion Chamber (IFC) menampilkan adibusana masa kejayaan Majapahit di JF3 Gafoy La Piazza Mall Kelapa Gading, Sabtu (27/7/2024).



IFC merupakan organisasi nirlaba anggotanya terdiri dari desainer dan pelaku ekonomi kreatif. Lahir dari keinginan para anggotanya untuk saling berinteraksi, baik sesama pelaku industri kreatif maupun dengan pemerintah, mereka berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan berpegang pada filosofi inspirasi lokal yang dipadukan dengan semangat kontemporer, IFC berupaya mengoptimalkan sumber daya lokal. 


Selain itu, IFC juga berkomitmen memperkuat fondasi industri mode dengan melibatkan badan pemerintah, entitas bisnis, institusi pendidikan, dan komunitas mode melalui berbagai program seperti kursus, seminar, diskusi kelompok terarah, lokakarya, serta pameran berskala domestik dan internasional.


Pada Parada Show IFC di JF3 2024 kali ini, para desainer berbakat IFC hadirkan koleksi spektakuler bertajuk “Majapahit: The History, The Myth, and The Golden Age”. 


Desainer Gregorius Vici, AL-DRI-E by L, dan Eko Tjandra mendesain karya busana dengan sentuhan magis yang terinspirasi dari masa kejayaan Majapahit. 



"Koleksi ini mengangkat mitologi, sejarah, dan keagungan Majapahit, memadukan warisan budaya dengan keindahan kontemporer," kata Gregorius Vici kepada wartawan pada sesi jumpa pers. 


Diakui, setiap rancangan mencerminkan sudut pandang unik dari masing-masing desainer, menghadirkan interpretasi yang mempesona dari era yang penuh kemegahan tersebut.


Desainer Aldri Indrayana - AL•DRI•E by L,  menampilkan koleksi terbaru yang terinspirasi dari mitos dan sejarah Majapahit, khususnya makhluk-makhluk mitologis seperti Kalamakara, kambing, kera, dan kuda. 


"Koleksi ini memadukan busana wanita, pria, dan unisex, dengan fokus pada pengeksplorasi-an tekstur yang kontras, siluet yang merupakan perpaduan antara kebesaran dan ketatan, serta penggunaan warna biru, kombinasi hitam-putih-biru, dan hitam," ungkap Aldri.



Ia berupaya mengimajinasikan kembali sosok-sosok menakutkan tersebut dalam interpretasi yang lucu dan menarik, dengan tujuan memperkenalkan kembali mitos dan sejarah Majapahit dalam konteks yang lebih modern dan menarik.


Kemudian desainer Eko Tjandra yang dikenal dengan koleksi rancangan gaun malam yang glamor dan elegan dengan beraksen wastra Indonesia, koleksinya kali ini terinspirasi dari arsitektur kerajaan Majapahit untuk koleksi terbarunya, "THE BITTER OF MAJA".


Presentasinya kali ini menggabungkan keindahan dan kemegahan warisan budaya Majapahit dengan sentuhan modern yang khas. 


Sementara itu, Gregorius Vici yang mengusung Masa Keemasan Wanita, koleksinya ini terinspirasi oleh kebudayaan Indonesia di era Sriwijaya dan Majapahit,  menampilkan kelembutan dan keanggunan wanita Indonesia melalui penggunaan kain tradisional seperti batik tulis, batik cap, tenun, katun, satin, santung, tulle, satin duches, dan velvet. 


"Busana yang ditampilkan, seperti lilitan, kemben, kebaya, dan batik, serta perhiasan keemasan, menjadi representasi identitas wanita Indonesia pada masa itu," tutur Gregorius.


Kategori : News


Editor      : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama