JAKARTA, suarapembaharuan.com – “Commuter line” atau kereta rel listrik (KRL) sudah menjadi moda transportasi massal yang diminati masyarakat di Jabodetabek. Untuk itu, kebersihan menjadi salah satu aspek penting dalam memberikan kenyamanan kepada penumpang.
Foto: Petugas rutin melakukan pencucian KRL agar tetap bersih dan nyaman bagi pengguna. (Ist) |
“Commuter line” selalu rutin dicuci agar tetap bersih dan nyaman digunakan pengguna. Proses pencucian “Commuter Line” Jabodetabek dan “Commuter Line” Yogyakarta-Palur, berbeda dengan sarana kereta api lainnya.
Pencucian “commuter line” dilakukan setiap hari dan secara berkala, saat “stabling” (di jalur parkir) pada malam hari. Tidak hanya mencakup pembersihan eksterior tetapi juga pembersihan interior.
“Rata-rata, terdapat 880 kereta yang dicuci setiap harinya,” ujar VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus, Jumat (12/7/2024).
Dia menjelaskan, pencucian KRL dikerjakan oleh 13-14 tenaga profesional tiap timnya dan disesuaikan dengan jumlah kereta dalam satu rangkaian. Pencucian sarana KRL dilakukan pada depo KRL dan “stabling commuter line” yang ada di stasiun-stasiun.
“Dengan menjaga kebersihan sarana KRL, KAI Commuter berusaha memberikan kenyamanan para penggunanya,” imbuhnya.
KAI Commuter menggunakan bahan kimia yang aman dan ramah lingkungan. Petugas cuci kereta sudah dibekali pelatihan dan pengetahuan agar tidak terjadi konsleting arus listrik di KRL. Para petugas juga dibekali dengan peralatan kerja, bahan pembersih dan pengawasan yang sesuai dengan standar kerja tentunya.
“KAI Commuter melakukan beberapa macam jenis cuci kereta, mulai dari cuci harian, cuci besar dan cuci salonisasi,” ungkapnya.
Cuci harian, biasanya dikerjakan setiap malam hari dengan waktu durasi pekerjaan sekitar 45 menit per rangkaian. Cuci harian dilakukan dengan pembersihan interior dan eksterior badan KRL yang dilakukan di 3 Depo KRL yakni Depo Depok, Depo Bogor dan Depo Bukit Duri serta delapan tempat “stabling” KRL yakni Stasiun Bekasi, Cikarang, Parungpanjang, Serpong, Rangkasbitung, Tanah Abang, Jakarta Kota dan Stasiun Tangerang.
Kegiatan penyemprotan cairan untuk menghilangkan hama dan serangga (“pest control”) juga secara rutin dilakukan di seluruh rangkaian KRL setiap minggunya.
Untuk proses cuci besar, setiap bulannya KAI Commuter juga rutin melakukannya pada seluruh rangkaian KRL yang beroperasi di seluruh Depo KRL, dengan durasi pekerjaan sekitar 3-4 jam per rangkaian KRL. Juga, dilakukan pemolesan lantai KRL dengan mesin poles untuk menjaga kebersihan dan keawetan lantai kereta.
Setiap bulannya, KAI Commuter juga secara khusus melakukan cuci bogie atau cuci yang dilakukan pada bagian rangka tempat dudukan roda KRL. Proses cuci bogie ini dilakukan secara berbarengan dengan perawatan bulanan yang dilakukan di Depo KRL.
Kegiatan cuci salonisasi ini, petugas akan secara lebih detail melakukan perawatan kebersihannya dan membutuhkan waktu selama 1 -2 jam pada setiap keretanya.
Joni juga menyatakan bahwa pada proses pencucian KRL ini menggunakan air yang berasal dari tanah sumur bor dengan dilakukan proses filterisasi. Di samping, juga secara berkala dilakukan pengujian atau uji laboratorium kualitas air guna memastikan air bersih dan higienis sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2023 tentang Kesehatan Lingkungan.
“KAI Commuter juga mengutamakan bahan-bahan pembersih dengan menggunakan bahan chemical pembersihan yang aman dan ramah lingkungan serta dilengkapi dengan material safety data sheet (MSDS) atau lembar data bahan kimia agar tidak merusak lingkungan,” ungkapnya.
Bahan kimia pembersih yang digunakan dalam pencucian KRL untuk bagian interior antara lain menggunakan pembersih lantai, pembersih kaca, pembersih debu dan cairan pemoles serta pengharum ruangan. Sedangkan, untuk bagian eksterior menggunakan cairan pembersih dengan tingkat keasaman tidak kurang dan lebih pH 6-8 yang dipastikan tidak merusak material KRL serta masuk dalam kategori bahan pembersih ramah lingkungan.
KAI Commuter juga secara rutin melakukan uji laboratorium terhadap tanah di area depo dan tempat “stabling” KRL sebagai lokasi pencucian KRL. Uji coba lab ini untuk memastikan kualitas dan kelayakan tanah dari dampak proses pencucian KRL.
“Proses cuci KRL ini tidak hanya sekedar rutinitas, tetapi juga sebagai upaya untuk menjaga standar kebersihan dan kenyamanan serta memperhatikan lingkungan sekitar tempat pencucian KRL,” pungkasnya. (MAN)
Kategori : News
Editor : ARS
Posting Komentar