ILPAC ke-6, 9 Gambar Anak-anak Indonesia Lolos ke Korsel

JAKARTA, suarapembaharuan.com - Tiga juri nasional, memutuskan 9 karya terbaik anak-anak Indonesia akan mengikuti lomba menggambar tingkat internasional, The 6th International Loving-Peace Art Competition (ILPAC), yang digelar oleh organisasi wanita, International Woman Peace Group (IWPG), di Korea Selatan.


Juri Defvi Kurniawati Wijaya dan Ni Ketut Sri Wardani sedang menilai ratusan lukisan hasil ILPAC ke-6 di Bandung, Senin (8/7/2024). Dari ratusan karya dipilih 10 terbaik dari kategori SD, SMO , dan SMA. Masing-masing 3 terbaik dipilih untuk dikirim ke Korea Selatan, menentukan pemenang tingkat internasional.

Ketiga juri tersebut, Ni Ketut Ayu Sri Wardani, Supriyanto alias Sentot Season, dan Defvi Kurniawati Wijaya, menyaring ratusan gambar dari berbagai kota di Indonesia. Tahap awal dipilih 10 besar, masing-masing kategori SD, SMP, dan SMA. Lalu di antaranya dipilih masing-masing 3 gambar untuk dikirim ke Korea dan akan dinilai oleh para juri tingkat internasional.


Kesembilan karya itu, masing-masing tingkat SD, karya Amelia Christine dari Bogor, Merindu Halimah Beauty dari Jakarta, dan Damia Aqilah Arrad dari Sidoarjo.



Kategori SMP, yakni Proyanka Chopra dari Jakarta, Hilmi Susilo Wahyudi, dari Jakarta, dan Roderick Xavier Yusuf dari Medan.


Kategori SMA adalah karya Kennard Dwiandra Putra dari Tangerang, Claudia Kim Laurence dari Tangerang, dan Kiera Maulida Otoole dari Salatiga.



Selengkapnya, 10 besar karya terbaik ILPAC ke-6 adalah


Kategori SD:


1. Amelia Cristine/Bogor

2. Merindu Halimah Beauty/Jakarta

3. Damia Aqilah Arrad/Sidoarjo

4. Jennifer Sharon / Bogor

5. Almira Naema Azkadina Sulistiyadi/Bekasi

6. Shezi Ghayda Kesuma / Medan

7. Kirana Durotul Hikmah/ Jakarta selatan

8. Mikaela Allyna Sukma Saputro/ Seragen

9. Afino Zivana Naomi Amabel/Yogyakarta

10. Rahma Nabila Zahrani/ Bogor



Kategori SMP:

1. Priyanka Chopra/Jakarta (

2. Hilmi Susilo Wahyudi/Jakarta

3. Roderick Xavier Yusuf/ Medan

4. Dania Selna Latashia/Wonogiri

5. Fahira Anindita Putri Mahardi/Sidoarjo

6. Farah Callista Putri Mahardi/ Sidoarjo

7. Nuraini Sekar Hartyas/Salatiga

8. Fatihah Rusyada Addien/Sukoharjo

9. Athaya Naila Hafiyya/Salatiga

10. Anggita Rastriary Dwi Nurcahyono/Surabaya


Kategori SMA:


1. Kennard Dwiandra Putra/Tangerang

2. Claudia Kim Laurence/Tangerang

3. Kiera Maulida Otoole/Salatiga

4.Nailanur Khatimah/Jakarta

5. Nabila Azkiyah/Samarinda

6. Clarissa Yoselia/Medan

7. Evelyn Aurelia Chen/Pekanbaru Riau

8. Cinta Naura Kristanto/Jakarta

9. Egalita Adliya/Cibinong

10. Clara Elvira Jacob/Tangerang


Pada lomba kali ini, diberikan juga penghargaan spesial (special awards) bagi dua anak berkebutuhan khusus peserta lomba, yakni peserta dari Salatiga, Luftiana Nur Afifah siswi SMA dan dari Mataram, Ali Akbar,siswa SMA.


Menurut juri, Sentot, anak-anak yang berkebutuhan khusus adalah anak- anak yang luar biasa. Dengan kekurangannya, mereka tidak menyerah, tetapi berusaha tetap cinta damai dan menjadi duta damia Indonesia dengan caranya sendiri.


Mereka menitipkan pesan kepada teman-teman yang kena musibah akibat perang, lewat gambar mereka. 


“Kami, juri dan IWPG memberi apresiasi yang sangat tinggi. Kami berharap, untuk lomba tahun depan, teman-teman berkebutuhan khusus lainnya bisa mengikuti jejak Luftiana dan Ali Akbar,” katanya.



Surat Cinta


Ketua IWPG Indonesia, Ana Milana Puspitasari berharap, semangat anak-anak bukan semata untuk perlombaan, tetapi bisa menjadi duta-duta perdamaian. 


“Kalian semua adalah pemenang dengan mengekspresikan cinta damai lewat gambar, bukan mencari pemenang semata. Apa yang kalian pikirkan dan rasakan dalam sebuah gambar adalah kemenangan buat kalian,” katanya.


Dikatakan, kalau ada yang terpilih karyanya dikirim ke Korea adalah sebuah kesenangan, tetapi kalau tidak terpilih jangan langsung menderita. 


“Gambar anak-anak kami adalah surat cinta kepada saudarasaudara kita yang sedang bersedih akibat peperangan, yang belum bisa merasakan perdamaian. Karya-karya kalian akan dipamerkan dan dibukukan, disebarkan ke perpusatakaan, sekolah, dan lembaga lainnya, supaya karya kalian bisa dinikmati orang banyak,” ujar Ana.


Perwakilan Juri, Defvi Kurniawati Wijaya mengatakan, beberapa kriteria menjadi pertimbangan juri, yakni estetika atau keindahan karya, pewarnaan, kerapian, dan bagaimana menyambpaikan ide dan kreativitas dalam karya, original atau tidak, kesesuaian dengan thema tahun ini.


“Harus tergambar bahwa karya peserta menyampaiakn surat cinta kepada teman-teman kita, dengan hati damai, yang disampaikan kepada para sahabat yang menderita karena perang. Teman-teman kita di luar sana sedang menderita. Karya kita adalah pesan hati kita. Bagaimana menperjuangkan perdamaian. Dari thema inilah titik tolak para juri melihat karya peserta,” katanya.


Dikatakan, juri berkumpul di Bandung. Banyak karya karya yang dinilai, dan sulit menentukan 10 besar apalagi 3 besar. 


“Kami membutuhkan diskusi yang lama. Biasanya siang sudah selesai, waktu itu sampai sore,“ katanya.


“Gambarnya bagus-bagus. Kami terkagum-kagum melihat karya anak- anak Indonesia. Semua keren-keren dan bagus-bagus. Kami sudah memilih yang terbaik dari yang baik. Jika ada karya yang belum dikirim ke Korea, jangan sedih, karena kalian sudah jadi pemenang, karena karya kalian sudah menyampaikan pesan perdamaian,” katanya.


Kategori : News


Editor      : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama