Dewas Perumda Tirta Bhagasasi Kunjungi Kantor Cabang

BEKASI, suarapembaharuan.com - Anggota Dewan Pengawas (Dewas) Perumda Tirta Bhagasasi Bekasi, Rahmat Damanhuri, mengunjungi Kantor Cabang Babelan dan Kantor Cabang Pembantu (KCP) Tambun Utara, pada Rabu (12/6/2024). Kedatangan anggota Dewas masa bakti 2024-2028 ini, ingin mengetahui kondisi nyata di lokasi secara langsung.  


Foto: Anggota Dewas Perumda Tirta Bhagasasi Bekasi, Rahmat Damanhuri, mengunjungi Kantor Cabang Babelan pada Rabu (12/6/2024).

Diketahui, Kuasa Pemilik Modal (KPM) dalam hal ini Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan, melakukan pergantian anggota Dewas Perumda Tirta Bhagasasi Bekasi. Rahmat Damanhuri yang kerap disapa Vijay ini, diberi amanah sebagai anggota Dewas periode terbaru. Ia merupakan perwakilan eksternal Pemkab Bekasi. Vijay bersama dengan perwakilan internal Pemkab Bekasi yakni Asda II Iwan Ridwan dan Kabag Ekonomi M. Ridwan menjadi Dewas periode 2024-2028. 


“Kami ingin mengetahui kendala atau permasalahan yang dihadapi Cabang Babelan dan Cabang Pembantu Tambun Utara. Kemudian, akan disampaikan kepada Pj Bupati Bekasi selaku KPM bersama Direksi Perumda Tirta Bhagasasi untuk melakukan kajian dan perbaikan ke depan,” kata Vijay. 


Salah satu kendala yang dihadapi Cabang Babelan dan KCP Tambun Utara adalah ketersediaan air baku, angka kehilangan air yang tinggi dan sebagainya. 


“Kualitas dan kuantitas   air baku masih menjadi kendala. Saluran sungai air baku, umumnya perlu dinormalisasi untuk menjamin ketersediaan air baku. Ketersediaan air baku akan berdampak terhadap produksi air bersih dan pelayanan kepada pelanggan,” tuturnya. 


Sementara itu, Kepala Cabang Babelan, Rahmat Sugimo, menambahkan Perum Jasa Tirta (PJT) II merupakan pihak yang berwenang dalam menyediakan air baku. 


Ke depan, kata Vijay, perlu meningkatkan koordinasi dengan PJT II sehingga dapat menormalisasi sungai yang menjadi sumber air baku.


Lalu, persoalan kehilangan air (“non revenue water”/NRW) yang masih tinggi, juga menjadi kendala di lapangan. Penyebabnya, banyak faktor seperti usia teknis jaringan pipa, kondisi “water meter”, adanya pencurian air (“illegal connection”) dan sebagainya. “Jadi, banyak persoalan yang harus diselesaikan ke depannya,” pungkasnya. (MAN)


Kategori : News


Editor      : ARS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama