TEMANGGUNG, suarapembaharuan.com – Empat desa di Kecamatan Kledung dan Jumo, Kabupaten Temanggung, menuju desa wisata. Masing-masing mempunyai keunikan dan keunggulan tersendiri.
Ist |
Fungsional Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung, Arbai Nur di Temanggung, Selasa (7/5/2024), menyampaikan, empat desa tersebut meliputi Desa Kledung dan Batursari (Kecamatan Kledung), serta Desa Giyono dan Gunung Gempol (Kecamatan Jumo).
“Dari empat desa itu masing-masing mempunyai keunikan tersendiri, karena pengembangan desa wisata itu kalau ada kesamaan, nanti malah tidak menarik,” katanya.
Arbai berharap, mudah-mudahan dalam tahun ini keempat desa tersebut mendapat SK Desa Wisata dari Bupati Temanggung. Selama ini di Kabupaten Temanggung telah ada 28 desa wisata yang mendapatkan SK Bupati.
Ia menjelaskan, untuk Desa Gunung Gempol mempunyai keunikan di konservasi, mereka sudah membuat program perlindungan lingkungan, terutama untuk satwanya. Beberapa satwa itu memang sudah mereka abadikan sebagai satwa yang dilindungi.
“Bahkan kadesnya kemarin sudah membuat peraturan desa yang terkait dengan konservasi. Dan ini sangat menarik, karena masyarakat juga sudah menjadi sebuah budaya di situ, terkait perlindungan lingkungan,” ungkap Arbai.
Di samping itu, imbuhnya, ada kekhasan di Gunung Gempol, karena penataan lingkungan. Salah satunya, dari gapura masuk desa itu sudah ada pavingisasi yang tertata rapi dan bersih.
“Kita harapkan ini akan menjadi desa wisata yang lain dari pada yang lain. Orang masuk itu konsepnya sudah lingkungan,” tuturnya.
Arbai menyampaikan, berbeda lagi dengan Desa Giyono, yang mempunyai keunggulan di sektor budayanya, dalam hal ini kesenian. Mereka kaya, dan masyarakatnya banyak yang menjadi pelaku budaya. Beberapa kali, Desa Giyono mewakili menjadi duta seni ke luar daerah, seperti mengikuti festival di Kabupaten Jember beberapa waktu lalu.
“Walaupun mendapatkan juara harapan, tetapi paling tidak ini sebuah prestasi yang dilakukan oleh Desa Giyono. Harapannya nanti, Desa Wisata Giyono ini akan banyak menampilkan sebuah keunggulan dari sisi budayanya,” jelasnya.
Kemudian, tutur Arbai, untuk Desa Kledung dan Batursari keduanya memiliki keunikan, berada di hamparan Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro.
Diakui, di Kledung, sudah ada beberapa destinasi seperti Posong, Sigandul View. Namun, dihapkan dengan adanya desa wisata, akan lebih menambah kekayaan wisata di kawasan tersebut.
“Kalau Desa Kledung sebenarnya sudah punya jalur pendakian, dan berdasarkan data yang kita miliki, wisata naik gunung yang paling tinggi di Temanggung dibandingkan dengan desa-desa yang lain,” terangnya.
Arbai menuturkan, Desa Kledung memiliki objek Embung Kledung, yang kunjungannya juga stabil. Tinggal pengelolanya mesti lebih kreatif, menambah inovasi, untuk bisa maju.
Kalau di Batursari, katanya, lebih menyuguhkan pemandangan di lereng Gunung Sumbing. Jadi, agak berbeda karena tekstur antara Sindoro dan Sumbing juga berbeda.
“Kami sudah beberapa kali ke lokasi di Batursari ini, lokasinya menarik dan luar biasa. Kita baru mendorong desa untuk mengembangkan lewat pemberdayaan SDM untuk pengelolanya,” tandas Arbai.
Disampaikan, salah satu kunci untuk menyukseskan objek wisata maupun destinasi, adalah aksesibilitas. Di Batursari, jika pengunjung mengendarai mobil, sebenarnya sudah bisa menjangkau beberapa area yang bagus, tetapi aksesnya belum bisa melingkari areal hutan yang menjadi milik Perhutani.
“Kami mendorong Batursari ini bisa bekerja sama dengan Perhutani, terkait nanti pengembangan kewilayahan, terutama membuka jalur pendakian dan jalur untuk wisata di situ,” pungkasnya.
Kategori : News
Editor : RAS
Posting Komentar