TANGERANG SELATAN, suarapembaharuan.com - Simposium Kesejahteraan atau Wellbeing Symposium menjadi sebuah terobosan baru yang mengedepankan kesehatan mental anak didik untuk pendidikan holistik.
Langkah terobosan pendidikan ini dilakukan British School Jakarta (BSJ) dengan menyelenggarakan "Wellbeing Symposium 2024". Simposium ini bertujuan untuk mendorong lingkungan pendidikan untuk maju dan berkembang secara holistik dan dilakukan secara inovatif.
"Wellbeing merupakan konsep membangun pendidikan terhadap anak didik guna menyentuh banyak faktor. Mulai dari pentingnya membicarakan kesejahteraan dan kesehatan mental, inklusi sosial, serta isu keberlanjutan bagi kehidupan manusia dan planet," kata BSJ Head of Wellbeing, Andrea Downie di Tangsel, Senin (27/5/2024).
Diakui, wellbeing menjadi kunci dalam menumbuhkan perkembangan pribadi, adaptabilitas, ketangguhan, dan kebahagiaan. Untuk itulah, BSJ secara kolaboratif bersama dengan murid, staf, dan pemangku kepentingan membentuk definisi kolektif atas wellbeing.
Dengan begitu, seseorang merasa dan berfungsi baik secara pribadi maupun sosial serta bagaimana seseorang menilai kualitas hidupnya. Hal ini diterapkan guna mempelajari strategi berdasarkan data, menumbuhkan lingkungan hidup ideal, dan budaya-budaya yang inklusif, serta pengalaman belajar terarah.
"Di BSJ, kami menyadari bahwa menumbuhkan wellbeing melampaui upaya individu. Jadi ini memerlukan pendekatan sistematis yang melibatkan seluruh anggota komunitas," papar Andrea.
Acara ini akan digelar tiga hari ke depan. Pihaknya pun yang mengakomodasi berbagai pemangku kepentingan dalam komunitas pendidikan untuk mengikuti acara wellbeing symposium tersebut.
"Kami bertujuan untuk memupuk kolaborasi dan berbagi pengetahuan, menciptakan dialog yang melampaui batas-batas dan membentuk masa depan di mana wellbeing yang holistik menjadi pusat dalam pendidikan," ungkap Andrea.
Associate Professor Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Yufi Adriani mengaku konsep wellbeing di Indonesia memang belum cukup dikenal secara luas.
Namun pemangku kepentingan dan komunitas pendidikan perlu menjalankan hal tersebut pada dunia pendidikan di Indonesia.
"Harapannya concern kita lebih intens dan serius meningkatkan wellbeing di sekolah terutama untuk siswa," tutup dia.
Simposium kali ini juga menghadirkan pembicara ahli seperti Wakil Dekan Sekolah Pascasarjana Pendidikan, Universitas Melbourne, Profesor Lindsay Oades, Arsitek Desain Biophilic Dr Fiona Gray, dan anggota kehormatan di Universitas Melbourne dan lainnya.
Wellbeing Symposium ini diharapkan dapat memberikan dampak luas dengan sumber daya pasca simposium dan inisiatif riset berkelanjutan yang bertujuan menjaga momentum dan mendorong perubahan nyata dalam komunitas pendidikan di seluruh dunia.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar