SEMARANG, suarapembaharuan.com – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana memastikan pasokan pangan dan energi di wilayahnya aman selama Lebaran 2024.
Ist |
“Kami mengimbau masyarakat agar berbelanja sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan. Stok pangan dan energi (BBM, LPG, dan listrik) tercukupi,” kata Nana, seusai Rapat Koordinasi di Semarang.
Ditambahkan, Pemprov Jateng bersama unsur Forkopimda dan instansi terkait, terus bersinergi untuk memastikan distribusi kebutuhan pokok seperti sembako, BBM, gas, dan listrik, berjalan dengan baik.
“Kita akan siaga 24 jam untuk menjaga distribusi bahan pangan dan energi. Kami menjamin ketersediaan pangan sampai selesai Idulfitri,” ujarnya.
Kepala Perum Bulog Regional Jateng-DIY Akhmad Kholisun mengatakan, akan menyediakan stok yang cukup. Saat ini stok beras di gudang Bulog Jateng-DIY sekitar 25.591 ton, terdiri atas 19.588 ton beras di gudang wilayah Jawa Tengah, dan 6.003 ton wilayah DI Yogyakarta.
“(Sebanyak) 67.314 ton beras masih dalam perjalanan, jadi stok bisa mencapai 92.480 ton untuk Jateng-DIY. Penyalurannya 30 ribu ton per bulan, maka stok akan cukup sampai tiga bulan ke depan,” katanya.
Executive General Manager (EGM) Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Aji Anom Purwasakti mengatakan, stok BBM dan LPG masih dalam kondisi aman.
Stok ini selalu berubah setiap hari, karena penyaluran dan suplai. Kondisi per Senin, 1 April 2024, stok untuk LPG sampai 4,7 hari (3.493 MT/hari), Pertalite 11,5 hari (18.582 KL/hari), Pertamax 30 hari (3.609 KL/hari), Pertamax Turbo 7,2 hari (67KL/hari), Solar 20,3 hari (4.978KL/hari), Pertamina Dex 29,9 hari (130KL/hari), dan Aftur 46,7 hari (262KL/hari).
“Kondisi aman dan berjalan lancar. Kami akan menjaga stok dalam kondisi aman,” katanya.
Sementara itu, laju inflasi di Jawa Tengah saat ini masih terkendali meskipun ada tren naik dari sebelumnya. Inflasi Jawa Tengah secara month to month (mom) 0,6% dan secara year on year (yoy) 3,4%. Angka itu masih dalam target yaitu maksimal 3,5% atau 2,5% ±1%.
Sebelumnya pada Februari secara month to month 0,54% dan nomor satu di Jawa. Tapi pada bulan Maret ini meskipun meningkat 0,6%, Jawa Tengah berada pada nomor tiga se-Jawa.
“Paling tinggi Jabar, kedua Banten, ketiga Jateng. Penurunan (peringkat) ini setelah kegiatan GPM yang kita lakukan bersama antara provinsi dan kabupaten/kota dan BI se-Jateng mampu menahan laju inflasi,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra.
Dijelaskan, peningkatan inflasi terjadi di tiga daerah, yaitu Rembang, Wonosobo, dan Wonogiri. Harapannya ke depan Gerakan Pangan Murah (GPM) bisa dikonsentrasikan di tiga daerah itu.
“Inflasi tahun ini Insyaallah bisa kita kendalikan. Penyumbangnya adalah daging ayam ras, telur ayam ras, dan beras,” jelasnya.
Kategori : News
Editor : RCS
Posting Komentar