JAKARTA, suarapembaharuan.com - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau biasa disapa Kak Seto mengatakan pihaknya mendukung penuh desakan pemblokiran gim online yang mengandung unsur kekerasan seperti Free Fire. LPAI, kata Kak Seto, khawatir jika ini terus dibiarkan, efek yang timbul kepada anak-anak kian parah.
Prof. Dr. H. Seto Mulyadi, S. Psi, M. Si. Ist |
Kak Seto mengaku prihatin dengan makin masifnya gim-gim yang notabene mengandung kekerasan. Apalagi, kata dia, tidak sedikit laporan kasus kekerasan anak, bersumber dari konten-konten dalam gim.
"Maka dari itu, sedari awal LPAI menaruh perhatian yang serius terkait isu ini (gim Free Fire). Kami meminta pemerintah segera mengambil sikap," ujar Kak Seto kepada wartawan, Selasa (30/4/2024).
Kak Seto menegaskan bahwa harus sejak dini pemerintah menyadari hal tersebut. Dia menyebut pemblokiran gim-gim mengandung kekerasan merupakan bagian dari pemenuhan hak anak.
"Hak anak untuk tumbuh dan berkembang (tanpa adanya pengaruh kekerasan). Ingat bahwa isi dari pendidikan adalah bukan hanya Iptek (Ilmu pengetahuan dan teknologi), tetpi ada sisi etika, kesehatan mental, dan sebagainya," jelas Kak Seto.
Pria yang juga pengarah lagu anak-anak itu mewanti-wanti kepada masyarakat, kalau sudah banyak korban dari efek negatif gadget maupun gim-gim online.
"Ini jangan sampai terjadi lagi. Indonesia Emas jangan sampai jadi Indonesia Cemas," cetus Kak Seto.
Dia berharap seluruh pihak lapisan masyarakat, mulai dari RT/RW hingga pemerintah pusat, bahu-membahu untuk memenuhi hak anak. Salah satunya tidak membiarkan mereka terpapar konten-konten yang mengandung kekerasan, yang berasal dari gim ataupun yang lainnya.
"Harus diingat bahwa 2030 mendatang, Indonesia akan menjadi 'IDOLA', Indonesia yang Layak Anak," pungkas dia.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar