JAKARTA, suarapembaharuan.com - Calon Presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto, berbicara tentang situasi anggaran Pertahanan yang mengalami banyak refocusing selama masa pandemi COVID-19.
Prabowo Subianto. Ist |
Prabowo mengungkapkan hal ini sebagai tanggapan terhadap pertanyaan mengenai ketidakcapaian target EMF.
Menurut Prabowo, Kementerian Pertahanan telah merancang rencana anggaran pertahanan, tetapi pelaksanaannya menjadi sulit karena dampak pandemi COVID-19.
Hal Ini terjadi karena Kementerian Keuangan melakukan refocusing anggaran. Akibatnya, banyak rencana yang diajukan oleh Kementerian Pertahanan tidak mendapatkan persetujuan dari Menteri Keuangan.
"Dulu saya sudah menyusun rencana, tetapi keputusan akhir ada di tangan Menteri Keuangan, dan masalahnya adalah bahwa kami telah menghadapi gangguan selama 2 tahun karena COVID-19, yang mengakibatkan refocusing anggaran. Banyak usulan kami yang tidak mendapatkan persetujuan dari Menteri Keuangan," ungkap Prabowo dalam Debat Ketiga Calon Presiden pada Minggu (7/1/2024) di Istora Senayan, Jakarta.
Selanjutnya, Prabowo menyoroti penggunaan peralatan militer bekas yang telah dia akuisisi. Ia mencatat bahwa pada masa pemerintahan Soekarno, juga pernah menggunakan peralatan militer bekas, termasuk pesawat, kapal selam, dan destroyer.
Menurutnya, penilaian terhadap peralatan militer tidak semata-mata berdasarkan kondisi baru atau bekasnya, tetapi juga harus mempertimbangkan usia peralatan tersebut.
Prabowo juga menekankan keinginannya untuk memberikan yang terbaik bagi para anggota TNI di dalam negeri. Namun, karena tahun tersebut disertai oleh sejumlah krisis, seperti pandemi, kenaikan harga pangan, dan harga BBM, maka terjadi penyesuaian anggaran yang disebut sebagai refocusing.
"Bung Karno seluruh pesawat terbang kapal selam destroyer semuanya bekas. Jadi, kita juga masih banyak sampai sekarang pesawat bekas. Kalau pesawat flying hours, tentunya kita pasti mau yang terbaik buat prajurit kita, tapi kita harus loyal kepada yg lebih besar. Ada covid, ada krisis ukraine, pangan naik, bbm naik," jelasnya.
*Ikhtiar Prabowo Subianto dan Kemenhan Perkuat Pertahanan NKRI*
Meskipun adanya refocusing anggaran pertahanan yang terjadi karena pandemi COVID-19, namun Kementerian Pertahanan yang dikomandoi Prabowo Subianto terus menitikberatkan pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dengan mempertimbangkan urgensi geopoltiik dan geostrategi.
"Kami terus berupaya untuk mengalokasikan dana untuk alutsista yang memang sangat penting sesuai dengan rencana yang telah kami buat. Namun, kami juga harus mempertimbangkan berbagai faktor," ungkap Dahnil Anzar Simanjuntak, juru bicara Menteri Pertahanan, dalam sebuah diskusi daring pada hari Selasa (7/7/2020).
"Iya, anggaran adalah satu aspek, tetapi di sisi lain, kami juga harus memperhatikan kebutuhan yang muncul dari aspek geopolitik dan geostrategi," tambahnya.
Lalu ketika bicara soal anggaran pertahanan yang dianggap besar, maka sebetulnya anggaran kemenhan sebesar 123 triliun Rupiah pada tahun 2023 masih dalam batas wajar.
Hal tersebut disampaikan oleh Pengamat pertahanan, Anton Aliabbas yang menganggap wajar jika Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mengalokasikan anggaran sebesar Rp123,44 triliun dalam RAPBN.
"Atensi lebih terhadap sektor pertahanan untuk RAPBN 2023 bukanlah sesuatu yang ganjil ataupun di luar kewajaran," kata Anton dalam keterangannya pada Kamis (2/6/2022).
Anton juga menyoroti bahwa selama pandemi, anggaran pertahanan telah mengalami penyesuaian akibat kebijakan refocusing anggaran. Terlebih lagi, pemerintah telah mengurangi alokasi anggaran pertahanan selama dua tahun terakhir untuk mengatasi pandemi Covid-19.
"Pemerintah telah bersiap menghadapi pandemi, sehingga perhatian terhadap sektor selain bidang kesehatan bisa dilakukan," tambah Anton.
Dia mencatat bahwa alokasi Kemenhan turun sekitar 7,8 persen dari anggaran tahun 2022 yang mencapai Rp133,9 triliun.
Anton menjelaskan bahwa anggaran 2023 memiliki enam program utama yang termasuk dalam alokasi anggaran tersebut. Keenam program tersebut mencakup dukungan manajemen sebesar Rp79,1 triliun, pelaksanaan tugas TNI sebesar Rp3,72 triliun, profesionalisme dan kesejahteraan prajurit sebesar Rp9,55 triliun, modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista dan non-alutsista), serta sarana dan prasarana pertahanan sebesar Rp30,62 triliun.
Selain itu, terdapat juga anggaran untuk program pembinaan sumber daya pertahanan sebesar Rp366,2 miliar dan program riset, industri, dan pendidikan tinggi pertahanan sebesar Rp55,5 miliar.
Dana besar tersebut digunakan oleh Kemenhan untuk berbagai kegiatan, termasuk pengadaan amunisi kaliber kecil dalam empat kegiatan, serta pengadaan kapal perang, kapal angkatan laut, alat apung, dan kendaraan tempur Matra Laut sebanyak 31 unit.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar