JAKARTA, suarapembaharuan.com - Indonesia akan menghadapi tantangan dan persaingan global yang semakin kompleks. Oleh karena itu, pemimpin selanjutnya, baik presiden maupun wakil presiden, harus siap menghadapi tantangan-tantangan tersebut agar bangsa kita tidak keteteran.
Todung Mulya Lubis. Ist |
Hal ini disampaikan oleh Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis dalam konferensi pers via Zoom pada Sabtu (2/11/2023).
“Kita hidup dalam zaman yang semakin kompleks penuh tantangan, geopolitik yang selalu berubah. Kalau wakil presidennnya tidak bisa menghadapi itu semua, kita ini akan keteteran,” ujarnya.
Todung awalnya mengkritik perubahan format debat calon presiden dan wakil presiden yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Menurut dia, format baru yang dibuat oleh KPU membuat masyarakat tidak bisa menilai secara utuh capres dan cawapres yang akan mereka pilih.
Padahal masyarakat seharusnya diberi hak untuk mengetahui dan menilai calon pemimpinnya agar mereka tidak seperti membeli kucing dalam karung.
“Berikan rakyat itu hak untuk menilai secara utuh, siapa capres-cawapres yang akan mereka pilih. Karena itu penting buat kita sebagai bangsa agar kita tidak membeli kucing dalam karung,” ujar Todung.
Dia pun menegaskan bahwa wakil presiden bukan ban seret, apalagi Indonesia menghadapi masa depan yang penuh tantangan.
“Nah cawapres itu sekali lagi bukan semata-mata ban serep. Apalagi kita menghadapi masa depan yang penuh tantangan.”
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar