JAKARTA, suarapembaharuan.com - Para pengusaha yang tergabung dalam Relawanengusaha Muda Nasional (REPNAS) Indonesia Maju siap mencetak 2 juta pengusaha, bersama Prabowo-Gibran. Ketua Umum REPNAS Indonesia Maju, Anggawira mengatakan, untuk itu, para pengusaha yang ada sekarang harus fokus memenangkan Prabowo-Gibran.
"Kita terus bekerja bersama-sama untuk memenangkan Prabowo-Gibran. Mencetak 2 juta pengusaha baru, dan 10 juta lapangan kerja bersama Prabowo-Gibran," katanya, dalam acara Peluncuran Program Nasional Relawan Pengusaha Muda Nasional untuk Prabowo-Gibran di kawasan Senayan, Jakarta, Minggu (3/12/2023).
Sebab, lanjut Anggawira, pembangunan Indonesia tidak akan berjalan lancar jika jumlah pengusaha di Indonesia masih sedikit. "Program kita fokus untuk bagaimana meningkatkan jumlah pengusaha," ujarnya.
Hadir pada kesempatan itu pendiri Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Abdul Latief. Menteri Tenaga Kerja era Orde Baru ini menekankan, untuk mencapai Indonesia Emas di 2045, 38 juta pengusaha nasional harus mampu diciptakan.
Untuk dapat mencetak banyak pengusaha, lanjut Abdul, Indonesia butuh kepemimpinan yang mampu membawa stabilitas politik dan ekonomi. Sosok pemimpin itu menurutnya, ada pada Prabowo-Gibran.
"Orde baru aja 32 tahun pembangunan belum selesai. Jangan mau kita diadu-domba. Jangan kita mau ribut, duduk berunding. Membangun tidak bisa ribut-ribut, membangun duduk bersama, ajak berunding kawan kita, ayo kita bangun," ucap Abdul.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Erwin Aksa juga hadir pada kesempatan itu. Erwin menegaskan, untuk mencapai Indonesia Emas 2 ekonomi berbasis Pancasila.
Ekonomi Pancasila, dikatakannya, dapat dijalankan dengan mencetak banyak pengusaha kelas menengah (middle class)"Karena kita ingin menyeimbangkan ekonomi kapitalis dan sosialis. Jadi harus digabung. Jamsostek, BPJS, ini adalah program-program ekonomi Pancasila, program ekonomi tengah. Menggabungkan ekonomi kapitalis dan sosialis," kata Erwin.
Erwin menambahkan, agar dapat menjalankan ekonomi Pancasila, Indonesia pun butuh pemimpin yang tegas.
"Kita butuh pemimpin yang tegas untuk membawa keadilan, membuka lapangan kerja di Indonesia," ujar Erwin.
"Kita butuh teknologi, kita butuh hilirisasi agar supaya lapangan pekerjaan ada. Untuk itu kita butuh pemimpin yang tegas," demikian Erwin.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar