JAKARTA, suarapembaharuan.com - Capres dan Cawapres Ganjar Pranowo Mahfud MD telah berkomitmen melanjutkan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Sikap tersebut didukung oleh Pakar Lingkungan hidup Alexander Sonny Keraf sebagai upaya terbaik menyelamatkan ibu kota Indonesia di masa mendatang.
Alexander Sonny Keraf. Ist |
“Saya sudah menyuarakan pemindahan ibu kota ini sejak 2010 sebagaimana visi Bung Karno di masa lampau. Dari sisi lingkungan, ibu kota negara harus pindah karena Jakarta terancam akan tenggelam,” ujar dia.
Seperti diketahui, pemindahan ibu kota sudah jauh-jauh direncanakan di zaman Bung Karno. Rencana tersebut baru dirintis di zaman pemerintahan Presiden Jokowi. Kini, Ganjar bertekad meneruskan rencana tersebut dan mewujudkan pemindahan ibu kota negara sesuai undang-undang.
Komitmen Ganjar tersebut, selain karena tegas ingin melaksanakan undang-undang, tetapi juga memiliki satu garis ideologi dengan Bung Karno dan Jokowi. Ketua Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Sandiaga Salahudin Uno bahkan melihat sosok Ganjar sangat mirip dengan figur Jokowi.
“Ganjar itu sosok Jokowi versi 3.0. Paling mirip dengan Pak Jokowi dari segi pendekatan, yang sangat dekat dengan rakyat, blusukan, sat-set, cepat geraknya, saya menyebutnya Jokowi 3.0. Pak Ganjar ini adalah versi Pak Jokowi 2024," katanya.
Kendati mendukung kelanjutan IKN, Sonny memberikan beberapa catatan kritis kepada Ganjar ke depan. Pembangunan IKN harus dilakukan multi years, dipersiapkan dengan baik, perencanaan yang matang terutama memastikan pembangunannya ramah lingkungan.
Karena itu, rekomendasi dia adalah menghentikan deforestasi dan mengembalikan hutan sebagai fungsi utamanya, baik sebagai klimatologis untuk pengatur iklim, hidrologis untuk air, menyumbang udara bersih, sumber pangan, dan sumber energi.
“Pembangunan IKN harus dipastikan benar-benar green, smart city dan dirancang untuk bisa sampai 100 tahun ke depan. Jangan sampai dibangun lalu beberapa tahun kemudian diubah lagi. Bangunan-bangunannya ramah lingkungan, tata kelola air, transportasi ramah lingkungan, dan ada hutan kota yang luas,” katanya.
Dia melanjutkan, selain green city dan zero emission, IKN harus menjadi episentrum pembangunan baru supaya ada pergeseran aktivitas ekonomi, bisnis, dan birokrasi ke luar Jawa. Pembangunan IKN juga harus mengedepankan inklusivitas, dengan memperhatikan pemberdayaan masyarakat lokal.
"Penduduk lokal jangan sampai tersingkir dan menjadi penonton. Ke depan bakal terjadi konflik horizontal," tegas dia.
Pendapat Sonny tersebut sebenarnya pernah diungkapkan Direktur Sabang Merauke Circle Syahganda Nainggolan, dalam salah satu serial podcast Bambang Widjojanto. Syahganda mengatakan, selama ini Indonesia sudah dikenal tidak pro terhadap lingkungan.
“Kita senang sekali eksploitasi besar-besaran batubara, nikel, merusak daerah yang tidak bisa direcovery, merusak populasi besar. Jokowi tidak punya konsentrasi ke lingkungan, tidak punya pemihakan ke situ,” katanya.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar