JAKARTA, suarapembaharuan.com - Calon Presiden dari koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto memberikan janji kampanye yaitu makan gratis bagi anak sekolah. Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Maju pengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan sumber anggaran program makan siang gratis jika terpilih dalam kontestasi Pilpres 2024.
Repro Google |
Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Panji Irawan, mengatakan anggaran akan bersumber dari pungutan pajak. Anggaran yang dibutuhkan diperkirakan mencapai ratusan triliun.
""Pak Prabowo has a dream mau ngasih makanan dan gizi susu kepada anak kecil, ibu hamil. Tentu saja itu perlu biaya. Kita sudah menghitung. Jadi memang angkanya bisa mencapai mungkin ratusan triliun, tetapi kita juga sudah menghitung bahwasanya di dalam kita punya koleksi dari tax (pajak) masih banyak kebocoran,"
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Ekonomi, Andhika Nurwin Maulana menilai jika program ini memiliki banyak kekurangan dan kerugian dari segi anggaran.
Pertama menurutnya, anggaran ini bisa mengorbankan program pemerintah lainnya.
“Program dengan sejumlah anggaran ratusan triliun tersebut pasti akan mengorbankan program pemerintah lainnya, dan mungkin juga program yang lebih prioritas dan strategis." ujarnya dalam keterangan pada wartawan, Jumat (22/12/23).
“Karena paslon capres tersebut harus bisa membuktikan bahwa program ratusan triliun tersebut akan mempunyai efek lebih baik dibandingkan dengan program lainnya yang kurang lebih mempunyai jumlah anggaran yang sama. Jangan menyebabkan membuat program baru yang tidak efisien membutuhkan anggaran lebih besar namun hasil lebih buruk dibandingkan program yang lama namun anggaran yang lebih kecil.” pungkasnya.
Tambahnya lagi menurut Andhika, sumber anggaran baru ini belum jelas dan kemungkinan perlu untuk mencari anggaran baru dan tidak mungkin jika akan menyebabkan penarikan pajak meningkat.
“Celah fiskal yang sempit akan semakin dipersulit dengan adanya program baru yang nilainya sangat besar. Untuk membiayai program tersebut maka harus ditemukan sumber anggaran baru. Sumber anggaran program yang tidak jelas ini diperumit dengan rencana membuat lembaga baru untuk penerimaan negara. Dua hal yaitu pertama peningkatan sumber anggaran dan kedua pendirian lembaga penerimaan negara baru tersebut merupakan konsep yang sangat berbeda.” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Andhika juga menjelaskan, ada baiknya dalam membangun manusia, angka tersebut bisa digunakan untuk program-program lain yang meningkatkan manusia.
“Program dengan sejumlah anggaran ratusan triliun tersebut pasti akan mengorbankan program pemerintah lainnya, dan mungkin juga program yang lebih prioritas dan strategis."
“Karena paslon capres tersebut harus bisa membuktikan bahwa program ratusan triliun tersebut akan mempunyai efek lebih baik dibandingkan dengan program lainnya yang kurang lebih mempunyai jumlah anggaran yang sama. Jangan menyebabkan membuat program baru yang tidak efisien membutuhkan anggaran lebih besar namun hasil lebih buruk dibandingkan program yang lama namun anggaran yang lebih kecil.
“Justru program yang harus ditekaknkan mengarah pada perbaikan peningkatan kualitas manusia lainnya lebih penting seperti pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan” pungkasnya.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar