JAKARTA, suarapembaharuan.com - Calon wakil presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka baru saja mengisi acara diskusi ekonomi kreatif pada Minggu (3/12/2023) di kawasan Senopati, Jakarta Selatan. Menariknya, terekam momen saat Gibran salah mengucap asam folat menjadi asam sulfat.
Gibran Rakabuming Raka. Repro Google |
Mulanya, dalam diskusi terbuka bersama pelaku usaha ekonomi kreatif dan influencer itu, Gibran mengkampanyekan programnya, Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk ibu dan anak.
"Ketika hamil harus dicek dia misalnya asam sulfat, yodiumnya terpenuhi enggak, ketika anaknya lahir sampai 2 tahun ASI-nya terpenuhi gak, berat badannya tinggi badannya oke gak," kata Gibran.
Pengamat Komunikasi Politik dari Pusat Kajian Pembangunan Daerah (PKPD), Wahyuningsih Subekti mengomentari fenomena salah sebut tersebut. Menurutnya, hal tersebut bisa dihindari jika seorang tokoh memiliki banyak pengalaman serta pandai dalam berkomunikasi di banyak bidang
“Sebenarnya kesalahan-kesalahan dalam penyebutan tersebut dapat dihindari jika dia memang memiliki pengalaman yang sudah cukup banyak serta menguasai bidang tertentu.” Ujar Wahyuningsih dalam keterangan tertulis (4/12)
“Hal tersebut dapat terjadi karena pada saat seseorang harus berhadapan langsung dengan publik dan wartawan secara tatap muka, dia tidak dapat meredam, mengkondisikan dan memperkirakan pertanyaan-pertanyaan yang akan muncul karena sifatnya spontan dimana feedback yang harus diberikan sifatnya juga immediacy.” ujarnya
Wahyuningsih juga beranggapan jika kemampuan berkomunikasi bagi tokoh politik itu perlu dilatih, karena sifatnya bukan bakat
“Pada saat seseorang terbiasa menjawab pertanyaan dengan jawaban-jawaban pendek dan terbiasa menolak untuk memberikan penjelasan secara komprehensif, maka orang tersebut bisa masuk kedalam field of nervous and anxiety tersebut, apalagi jika dia memiliki beban sebagai calon pemimpin negara.” Ujarnya
Wahyuningsih mengkritik, idealnya seorang pemimpin jika ingin menjelaskan sesuatu yang bukan kemampuan di bidangnya, lebih baik memilih kata-kata yang lebih umum
“ketika seseorang berniat untuk menjelaskan sesuatu yang sebenarnya bukan bidangnya, akan lebih baik dia memilih kata-kata yang lebih umum, tidak menggunakan jargon-jargon yang bukan bidangnya agar pikirannya tidak terlalu terbebani dengan menjaga citra bahwa seorang calon pemimpin bangsa Indonesia harus memahami, mengetahui dan menguasai semua bidang.” pungkasnya.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar