KUPANG, suarapembaharuan.com - Kasus perdagangan orang (human trafficking) menjadi salah satu masalah penting yang disoroti capres nomor 3 Ganjar Pranowo dalam kampanye hari pertama di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Jumat (1/12/2023).
Ganjar bercerita, dirinya pernah membantu korban perdagangan orang asal NTT di Semarang saat masih menjabat Gubernur Jawa Tengah.
“Kami pernah menangani, kebetulan dari NTT,” ucap Ganjar usai berjumpa dengan pengurus Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT).
“Dia di Semarang dilatih kerja, alasan akan dikirim ke salah satu tempat di Indonesia tapi ternyata trafficking TPPO. Maka kita handle dan ini penting partisipasi satu antara pemerintah daerah.”
Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) merupakan satu dari sekian banyak masalah sosial yang dialami masyarakat NTT.
Dari tahun ke tahun, jumlah korban TPPO terus meningkat. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi NTT mencatat, pada semester I Tahun 2023, sudah terdapat 185 korban TPPO.
Tahun 2019, korban TPPO di NTT tercatat 191 orang, meningkat menjadi 382 pada tahun 2020, dan meningkat lagi mencapai angka 624 kasus pada 2021.
Kemiskinan, ketiadaan lapangan pekerjaan, dan kurangnya pengetahuan dan keterampilan menjadi penyebab banyaknya masyarakat NTT yang menjadi korban TPPO.
Situasi ini didukung oleh sepak terjang mafia TPPO yang berjejaring dengan sistem kerja “berlapis dan terputus” sehingga sulit dilacak dan ditindak aparat.
Untuk mengatasi situasi ini, Ganjar mengajak pemerintah daerah dan penegak hukum untuk bekerja sama. Jaringan kerja sama antardaerah dan dengan pemerintah pusat perlu diperkuat.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar