JAKARTA, suarapembaharuan.com - Langkah politik Presiden Jokowi disorot sejumlah media asing. Presiden Indonesia selama dua periode tersebut dianggap telah mematikan demokrasi di Tanah Air.
Media asal Jerman, Handesblatt, menyatakan bahwa Jokowi tengah berupaya untuk membangun dinasti yang benar-benar baru. Kondisi itu pun dianggap sebagai pembangunan politik yang sangat problematis.
“Fakta bahwa Gibran yang berusia 36 tahun akan segera mengambil peran sentral di tingkat nasional adalah berkat keputusan kontroversial Mahkamah Konstitusi pekan lalu,” tulis Handelsblatt.
Bukan hanya media asing Handelsblatt saja menilai kesalahan langkah politik Jokowi dalam memimpin negara demokrasi. Namun Time juga melirik gaya Jokowi yang sudah tidak sehat di era puncak kariernya sebagai seorang presiden.
Time menekankan bahwa Jokowi telah mencoreng citra baiknya sebagai sang ‘pendobrak demokrasi’. Padahal, media asal Amerika Serikat itu menyebut bahwa proses Jokowi dulu dinilai sebagai dobrakan bagi demokrasi Indonesia.
Jokowi berhasil menjadi presiden dengan latar belakang sebagai tukang kayu dari Solo. Tapi apa yang dipertontonkan ke masyarakat kini, Jokowi malah kembali membangun dinasti-dinasti politik yang mematikan demokrasi.
“Jika kita melihat analisis yang lebih luas mengenai 10 tahun terakhir pemerintahan Jokowi, yang telah menunjukkan kemunduran demokrasi yang nyata,” tegas Ian Wilson, seorang dosen senior spesialis politik Indonesia, Australia’s Murdoch University, dikutip dari Time.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar