Megawati Bahas Keputusan MKMK: Cahaya Terang di Tengah Kegelapan Demokrasi

JAKARTA, suarapembaharuan.com - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri, ikut berpendapat tentang situasi politik yang semakin panas belakangan ini. Megawati merasa penting untuk menyampaikan hal ini kepada publik setelah memperhatikan dengan baik apa yang terjadi dalam kehidupan politik di Indonesia. 



Sebagai warga negara yang turut berperan dalam memperjuangkan demokrasi Indonesia, dan juga sebagai mantan presiden ke-5 Indonesia, Megawati menyatakan bahwa keputusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) telah menjadi cahaya terang di tengah kondisi demokrasi yang sulit. 


“Saudara-saudara sekalian, keputusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konsitusi telah memberikan cahaya terang di tengah kegelapan demokrasi.” ujar Mantan Presiden ke-5 Republik Indonesia itu. 


Keputusan MKMK menurutnya seperti ditunjukkan bahwa kekuatan moral politik, kebenaran, dan logika politik yang rasional dapat tetap kokoh, bahkan dihadapkan pada upaya rekayasa hukum konstitusi. 


“Berulang kali saya mengatakan bahwa konstitusi itu adalah pranata kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus diikuti dengan selurus-lurusnya.” Ucap ketua umum PDIP itu.


Dia menyatakan bahwa dia mewakili tekad, keinginan, dan impian mengenai bagaimana struktur pemerintahan negara sebaik mungkin sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa.


Kemudian lanjutnya, situasi saat ini membuatnya teringat ketika dia menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia dan diperintahkan untuk melakukan perubahan ketiga terhadap UUD 1945, yang mencakup Pasal 7b, Pasal 24 ayat 2, dan Pasal 24c yang membahas pembentukan Mahkamah Konstitusi.


“Dari namanya saja, Mahkamah Konstitusi ini seharusnya sangat sangat berwibawa, memiliki tugas yang sangat berat dan penting, guna mewakili seluruh rakyat indonesia di dalam mengawal konstitusi dan demokrasi. “


Ketua Umum PDIP menekankan bahwa dia sangat serius dalam upaya pembentukan Mahkamah Konstitusi. Saat menjabat sebagai Presiden, dia bersama Menteri Sekretaris Negara secara aktif mencari gedung untuk Mahkamah Konstitusi dan memutuskan agar lokasinya berada di dekat Istana, yaitu di area yang strategis yang dikenal sebagai Ring Satu. 


Tujuannya adalah agar Mahkamah Konstitusi memberikan manfaat yang besar, tidak hanya untuk individu tertentu, melainkan juga untuk kepentingan rakyat, bangsa, dan negara.


Dia mengungkapkan bahwa pembentukan Mahkamah Konstitusi (MK) tercermin dari aspirasi rakyat melalui reformasi, sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintahan yang pada masa itu sangat otoriter. Pada waktu itu, praktik-praktik seperti nepotisme, kolusi, dan korupsi berkembang di bawah sistem pemerintahan yang sangat sentralistik dan otoriter. Inilah realitas kekuasaan yang mendorong munculnya gerakan reformasi.


“Semangat reformasi yang berkobar-kobar itu, menggerakkan rakyat, hingga masuklah zaman demokrasi.”


Mega menjelaskan jika bukanlah suatu perjalanan yang mudah atau indah sampai Indonesia berada di titik ini. Ia menyebut jika dari waktu ke waktu, negara kita masih seharusnya merenung dengan hati yang terpukul oleh kesedihan atas pengorbanan rakyat dan mahasiswa dalam peristiwa Kudatuli, Trisakti, Semanggi, serta berbagai penculikan terhadap aktivis dan warga sipil. Semua peristiwa tersebut menurutnya menjadi bayangan kelam dalam sejarah demokrasi.


Maka menurutnya, melalui proses reformasi, perlu diingat bahwa demokratisasi terwujud melalui penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden dan Wakil Presiden secara langsung dan terbuka, bersama dengan peraturan pemerintahan yang menghindari nepotisme, kolusi, dan korupsi.


Megawati menyebut bahwa manipulasi hukum yang belakangan ini terjadi di Mahkamah Konstitusi memberikan peringatan terkait kebijakan yang kurang memperhatikan kebenaran dan moralitas dalam dunia politik. Hal ini merupakan hasil dari pelaksanaan kekuasaan yang mengabaikan prinsip-prinsip hakiki dan pembuatan kebijakan yang didasarkan pada nurani. 


“Jangan lupa, kita adalah bangsa pejuang. Kita bangsa yang mampu mengatasi berbagai cobaan sejarah. Karena itulah dalam situasi seperti ini, mari kita kawal Pemilu 2024 dengan nurani dan sepenuh hati.”


“Kita jadikan Pemilu 2024 sebagai momentum untuk mendapatkan pemimpin terbaik yang benar-benar mewakili.” Ujar Mega.


Kategori : News


Editor     : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama