JAKARTA, suarapembaharuan.com - Imparsial angkat bicara atas jatuhnya dua pesawat Contra Insurgency (Coin) Embraer Super Tucano milik TNI AU di sekitar kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur, Kamis (16/11/2023). Imparsial meminta Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Panglima TNI Yudo Margono harus bertanggung jawab atas insiden tersebut.
"Sudah seharusnya dalam peristiwa ini Menteri Pertahanan tidak boleh lepas tangan dan bertanggung jawab atas peristiwa tersebut apabila benar ditemukan masalah pada pengambilan kebijakannya," ujar Koordinator Peneliti Bidang HAM Imparsial Annisa Yudha Aprilia dalam keterangannya, Jumat (17/11/2023).
Imparsial, kata Annisa, tidak lupa mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada TNI dan utamanya kepada keluarga pilot tempur yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut. Pihaknya berharap peristiwa serupa tidak terjadi lagi di masa datang.
"Imparsial mencatat sejak 2015 hingga kini setidaknya telah terjadi 19 kali kecelakaan alutsista terjadi di Indonesia. Kami memandang jatuhnya pesawat Super Tucano milik TNI AU merupakan petaka yang terus menerus terjadi di lingkungan TNI," tandas Annisa.
Menurut Annisa, pesawat serupa juga pernah jatuh di Malang Jawa Timur pada tahun 2016. Padahal, kata dia, pesawat Embraer Super Tucano termasuk dalam golongan alutsista baru, yang baru melengkapi jajaran alutsista TNI AU pada tahun 2012.
"Jatuhnya 2 pesawat Super Tucano di Bromo menggenapi jumlah Super Tucano TNI AU yang jatuh menjadi 3 pesawat. Hal ini merupakan kondisi yang memperihatinkan mengingat selama ini TNI AU hanya memiliki 16 pesawat sejenis sehingga saat ini hanya tersisa 14 pesawat Super Tucano dalam inventori TNI AU," jelas Annisa.
Karena itu, Imparsial menilai sudah seharusnya pemerintah melakukan investigasi secara serius atas insiden tersebut. Termasuk, kata dia, menjelaskan kepada publik secara terbuka penyebab jatuhnya 3 pesawat Super Tucano yang relatif baru secara beruntun dan dalam waktu yang relatif berdekatan.
Pasalnya, kata Annisa, kejadiannya tersebut sebenarnya semakin menguatkan adanya masalah dalam upaya modernisasi alutsista di Indonesia.
"Hal ini ditambah kenyataan bahwa Menteri Pertahanan selama ini alih-alih fokus pada urusan pertahanan seperti modernisasi alutsista justeru sibuk pada urusan non-militer seperti program food estate dan lainnya yang bukan domainnya dan bahkan di banyak daerah terbukti gagal," jelas dia.
Karena itu, lanjut Annisa, Imparsial mendesak pemerintah dan Mabes TNI segera melakukan investigasi secara terbuka dan menyeluruh untuk menemukan penyebab utama jatuhnya pesawat Super Tucano.
"Kami juga mendesak DPR segera memanggil Menteri Pertahanan untuk dimintai pertanggungjawaban atas karut marutnya pengelolaan sektor pertahanan," pungkas Annisa.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar