JAKARTA, suarapembaharuan.com - Hari terakhir penyelenggaraan Jakarta International Coffe Conference (JICC) yang digelar di Sarinah Jakarta, sejumlah pegiat kopi masih terlihat antusias untuk mendatangi forum tersebut untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia kopi.
Iman Kusumaputra misalnya, selaku co founder kopi kalyan, dirinya menyempatkan berbagi pengalaman sukses dengan sejumlah pengusaha kopi baik dalam dan luar negeri yang mendatangi forum JICC.
Menurut Iman, selepas kuliah di Australia, dirinya membuka gerai kopi di negeri sakura Jepang dimasa pandemi covid-19 pada tahun 2020 silam.
"Di Kota Shibuya Tokyo Jepang, kami memiliki satu roastery dan satu cafe dan itu merupakan toko pertama kami diluar negeri. Sementara di Indonesia kami memiliki 5 gerai seperti di tiga gerai di Jakarta, BSD dan Surabaya," papar Iman pada Minggu (19/11/2023).
Adapun dipilihnya Jepang sebagai kedai perdananya diluar negeri, lanjut Iman mengingat Jepang adalah pusat pertemuan barat dan timur. Warga Jepang bagi Iwan adalah salah satu peminum kopi kelas dunia dan sangat menghargai cita rasa kopi dari negara luar.
Sebagai negara besar penghasil kopi dunia, Iman menambahkan bahwa industri kopi di tanah air potensial untuk berkembang dan maju kendati dari segi produktivitas baru menempati peringkat empat besar dunia.
Bagi Iman industri kopi di tanah air setiap tahun kian maju baik dari hulu hingga hilir. Begitu juga dengan peminum kopi di tanah air yang dinilainya mulai bisa menilai berbagai cita rasa kopi.
Menggeliatnya industri kopi di tanah air juga mendapat pengakuan dari Muhammad Buchari Tahiranroe pegiat kopi lainnya dari Jakarta Kopi House yang hadir di acara talkshow yang digelar di JICC Sarinah Jakarta.
Buchari yang memilik 7 roaster kopi di Jakarta dan 1 roaster kopi Bali optimis dari industri kopi di tanah air akan menciptakan banyak lapangan pekerjaan baru dikemudian hari.
"Saya yakin sekali bisnis kopi tidak akan pernah turun dan grafiknya selalu menanjak dimana secara otomatis lapangan pekerjaan akan terus tercipta," tandas Buchari.
Sebagai negara besar penghasil kopi dunia, Buchari menambahkan bahwa Indonesia tidak memiliki kompetitor untuk jenis kopi arabika mengingat tiga negara besar penghasil kopi lainnya hanya berjenis robusta. Dengan kondisi seperti ini lanjut Buchari sesungguhnya Indonesia diuntungkan dalam peta persaingan kopi dunia.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar