JAKARTA, suarapembaharuan.com - Duet pasangan Calon Presiden Ganjar Pranowo dan Wakil Presiden Mahfud MD berkomitmen menekan angka kemiskinan menjadi 2,5% dan kemiskinan ektrem menjadi 0%. Komitmen tersebut tertuang dalam visi misi kedua pasangan tersebut yang diserahkan ke KPU kala resmi mendaftarkan diri.
Sebagaimana diketahui, duet pasangan tersebut mengusung visi besar Menuju Indonesia Unggul, Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari. Visi tersebut kemudian dijabarkan dalam delapan gerak cepat Ganjar dan Mahfud. Gerak Cepat pertama adalah mempercepat pembangunan manusia Indonesia unggul yang berkualitas, produktif dan berkepribadian.
Dalam point ketiga, pasangan ini menegaskan bahwa negara harus hadir dan memberikan perlindungan adaptif.
Kedua kandidat ini menyitir amanat UUD 1945 yang mengamanatkan fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara.
“Kami bertekad menjalankan amanat tersebut dengan target pengurangan kemiskinan yang jelas dan progresif. Percepatan penghapusan kemiskinan dilakukan dengan konvergensi program pusat dan daerah, serta optimalisasi dana non-APBN,”terang Ganjar.
Ia kemudian menjelaskan sejumlah strategi yang disiapkan untuk mencapai target kemiskinan ini. Mulai dari memperluas jumlah penduduk yang mendapat bansos menjadi 15 juta jiwa serta menyiapkan dana abadi untuk kesejahteraan sosial. Akses terhadap program tersebut cukup dengan memakai Nomor Induk Kependudukan (NIK).
“PKH akan kami tingkatkan dari 10 juta penerima menjadi 15 juta penerima. Cukup menggunakan NIK sebagai identitas tunggal yang mengintegrasikan seluruh pemberian jaminan sosial bantuan dan layanan dari Pemerintah,”terang Ganjar.
Selain itu kedua pasangan ini juga menjamin ada 17 juta lapangan kerja baru yang bakal dibuka.
“Kami akan memastikan penyerapan angkatan kerja baru setiap tahun, mengurangi jumlah pengangguran lewat tingkat penyerapan tenaga kerja optimal. Kami akan memastikan setiap warga cepat mendapat pekerjaan”tandas Mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut.
Ganjar sendiri ketika menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah dinilai sukses menekan angka kemiskinan. Meski pada periode kedua kepemimpinannya harus menghadapi tantangan pandemi Covid-19.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat Kemiskinan Jawa Tengah tersisa 10,93 persen atau setara 3.83 juta jiwa. Jumlah tersebut turun dibanding tahun 2022 yang mencapai 4,1 juta jiwa.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar