JAKARTA, suarapembaharuan.com - Ramai berita Asosiasi Pekerja Televisi (APT) mengusulkan pasangan Moeldoko-Gibran sebagai calon presiden dan wakil walaupun Koalisi PDIP telah resmi mendaftarkan Ganjar-Mahfud, mendapat tanggapan berbagai organisasi profesi.
Forum Wartawan Bogor Bersatu (FWBB) memandang pendaftaran di KPU bukan akhir dari hak warganegara menyampaikan aspirasi pasangan calon presiden. Sebelum Pemilu selesai dan presiden ditetapkan, semua kemungkinan bisa saja terjadi.
“Wajar saja dan itu hak sah warganegara. Kalau APT menganggap Moeldoko-Gibran yang terbaik dan mereka tak putus asa mengusahakannya, mungkin mereka bukan satu-satunya organisasi yang berpandangan demikian. Anggota FWBB pun ada yang berpandangan sama,” kata Desdi Yushdiansah, Sekjen FWBB.
Pendapat lain disampaikan Alvin Bakri, pendiri dan Dewan Penasehat Kamerawan Jurnalis Indonesia (KJI). “Kalau dari pendapat pribadi saya adalah memang perlu alternatif lain dari ketiga calon yang ada sekarang. Sehingga dinamika perpolitikan jadi lebih berwarna, sehingga membuka cahaya baru dalam memilih. Apalagi bisa lebih pada pekerja kreatif pertelevisian menaruh harapan besar,” kata Alvin.
Alvin melanjutkan, “Karena kondisi sekarang dengan merambahnya sosial media, para pekerja kreatif pertelevisian perlu dinaungi tanpa dilepas keberadaannya. Bahkan sumbangsih mereka tidak sedikit terhadap negeri ini, sehingga akan terus meningkat dari detik perdetik.”
Pernyataan Alvin ini ditujukan kepada pemimpin partai politik agar memperhatikan aspirasi dari kalangan pekerja pertelevisian.
Kelompok jurnalis yang tergabung dalam Satu Warna Jurnalis Hiburan (SWJH), menyatakan mungkin mencalonkan pasangan Moeldoko-Gibran kelihatan terlambat karena PDIP dan koalisinya sudah mendaftarkan Ganjar-Mahfud.
“Tapi, boleh saja Ibu Megawati mendengarkan aspirasi ini. Menyerap aspirasi masyarakat kan salah satu tugas utama partai politik. Lagi pula, Ibu Mega kan kenal dua calon itu. Gibran malah kader beliau,” kata Achmad Syahban Lolo, Ketua Umum Satu Warna Jurnalis Hiburan.
SWJH menganggap usulan Moeldoko-Gibran merupakan terobosan yang sangat menarik. “Moeldoko itu tokoh kuat lho. Di Jatim, terutama wilayah Kediri dan daerah Tapal Kuda, setahu kami nama Moeldoko berkibar kencang sejak lama. Apalagi di kalangan petani, dia kan Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), sangat dikenal,” kata Lolo.
“Intinya, kita semua menginginkan pemimpin terbaik. Kasih kesempatan semua berpartisipasi. Kalau APT mengatakan Moeldoko-Gibran yang terbaik, itu adalah aspirasi yang patut didengar dan dihargari. Mereka tidak mencalonkan sembarang orang kan? Keduanya punya rekam jejak yang jelas,” tutur Lolo.(/rel)
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar