HANGZHOU, suarapembaharuan.com - Pebalap putri Indonesia Sifa Amellya Nur akhirnya berhasil menambah medali emas Indonesia di ajang Asian Games 2022 Hangzhou. Sifa berhasil meraih emas di nomor Woman's Individual Moto Run.
Ist |
Shifa berhak atas emas, setelah dia mengumpulkan total poin enam hasil dari tiga kali catatan waktu moto run. Poinnya sebenarnya Sama dengan raihan pebalap Cina, Qu Quanquan yang finis di nomor kedua. Tapi di moto run ketiga catatan waktu Shifa jauh lebih baik dibandingan pesaing terdekatnya tersebut.
Pada moto run pertama, Sifa dengan waktu 44,065 detik hanya finis di posisi ketiga, sementara Quanquan finis di posisi terdepan dengan waktu 42,483 detik. Begitu juga di moto run kedua, lagi-lagi Amellya dengan waktu 43,290 hanya menempati peringkat kedua, sebaliknya Quanquan finis terdepan lagi usai menghasilkan 41,827 detik.
Tapi di run ketiga, pebalap kelahiran 9 Juli 2003 tersebut sukses finis dengan waktu tercepat dengan 43,918 detik. Sementara Quanquan hanya finis di posisi keempat dengan 44,964 detik.
"Sesuai dengan peraturan BMX di Asian Games kali ini yang menggunakan sistem poin. Karena di kategori women hanya ada satu grup maka perlombaan hanya berlangsung 3 run moto. Moto pertama ditentukan dari ITT (individual time trial), lalu moto kedua ditentukan dari hasil moto pertama, kemudian moto ketiga dihasilkan dari moto kedua. Moto run ketiga (terakhir) ini adalah final," kata Kepala Pelatih Balap Sepeda Indonesia Dadang Haris Purnomo, usai pertandingan di Chun'an Jieshou Sports Centre BMX, Hangzho, Cina, Minggu (1/10).
Dia menilai final tadi cukup sengit persaingannya antara Indonesia dan Cina. Kedua negara ini memiliki gap yang lumayan jauh dengan negara lain. Tapi, mengingat gap poin yang sangat dekat antar keduanya, maka Dadang pun menerapkan beberapa strategi.
"Karena di balapan ini posisi start sangat menentukan, maka kami membuat beberapa simulasi. Di mana simulai pertama yang kami buat poinnya sementara di pimpin oleh Cina. Jadi kita simulasikan pebalap Cina ada di posisi pertama. Jadi kami menghindari start berdekatan dengan Cina karena kami prediksi mereka akan melakukan strategi jepit. Karena ada Thailand dan Korea yang kami nilai sudah tidak berpeluang, maka kami mengumpamakan Korea akan menempati posisi di sebelah Cina," imbuhnya.
Dari asumsi itu serta dan beberapa perhitungan, ternyata Cina betul menerapkan sesuai dengan strategi yang kita prediksi. Karena pebalap kedua mereka menempati posisi gate yang 7.
"Jadi dengan posisi 1-7, Cina mengambil posisi samping kanan dan kiri, tujuannya untuk menjepit pergerakan pebalap Indonesia yang ada di tengah. Tapi strategi mereka tidak berjalan dengan baik, karena kita memilih gate yang perhitungan kami akan bisa menghancurkan konsentrasi Cina dengan sistem jepit tadi. Alhamdulillah, Jasmine dan Shifa bisa menjalankan instruksi pelatih dengan baik dan mereka bisa melewati rintangan di 1, 3, dan 4 dengan baik. Cina pun tidak bisa berkutik. Hasilnya, Shifa bila melampaui pebalap cina tersebut," tambah Dadang.
Baik Dadang, Sifa, maupun Jasmine mengucapkan terima kasih untuk support dan dukungan dari ketua Umum Indonesia Cycling Federation (ICF), Jenderal Listyo Sigit, beserta jajaran pengurus lainnya.
"Tentu senang, karena tidak menyangka juga bisa merebut medali emas. Apalagi karena ini menggunakan sistem poin," ucap Sifa.
Capaian ini merupakan emas perdana untuk cabang balap sepeda displin BMX di sepanjang pelaksanaan multievent olahraga se-Asia tersebut. Tapi bukan hanya emas, BMX juga mempersembahkan medali perunggu dari nomor yang sama lewat Jasmine Azzahra Setyobudi.
Ini juga jadi perunggu kedua nomor BMX ini di sepanjang pelaksanaan Asian Games. Sebelumnya, nomor BMX mendapatkan medali pertamanya yakni perunggu dari Wiji Lestari pada Asian Games 2018 lalu.
Kategori : News
Editor : PAS
Posting Komentar