JAKARTA, suarapembaharuan.com - Direktur Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Nurhasyim melihat bahwa massa mengambang (swing voters) di kaum perempuan masih cukup tinggi. Hal itu disampaikannya, saat merespon hasil survei Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) tentang Capres Ideal Versi Emak-Emak yang diluncurkan pada Rabu, 9 Agustus 2023 di Jakarta.
“Kalau saya lihat persentase kaum perempuan yang belum memutuskan pilihannya masih tinggi dan itu sangat mengkhawatirkan. Sekitar 30 persen artinya bila jumlah pemilih perempuan sebesar 102 juta jiwa, maka 30 juta pemilih perempuan belum menentukan pilihannya,” jelasnya.
Menurutnya, hal itu bisa jadi disebabkan oleh sejumlah faktor. Pertama, tingkat ekspektasi kaum perempuan yang begitu tinggi di masa sebelumnya sepertinya belum semuanya terpenuhi. Kedua, bacawapres yang akan mendampingi figur capresnya. Ketiga, visi dan agenda programnya.
“Bisa jadi ini adalah titik balik kaum perempuan, emak-emak yang sebelumnya terlihat militan dan solid, akan tetapi tetap saja, mereka yang sudah dipilih belum dapat menyelesaikan isu klasik yang dihadapi oleh emak-emak utamanya isu ekonomi,” tukasnya.
Ia melanjutkan, survei LPI ini seharusnya bisa memantik para capres yang berkontestasi dalam pilpres 2024, utamanya dalam menggaet pemilih terbesar di Indonesia yaitu kaum perempuan.
Untuk diketahui, survei nasional yang diselenggarakan oleh LPI ini dimulai pada 20 Juli 2023 dan berakhir pada 01 Agustus 2023. Kluster Emak-Emak yang dimaksud dalam survei ini adalah perempuan yang sudah memiliki hak pilih dan sudah menikah. Serta memiliki pandangan mandiri, objektif dan kritis terhadap isu-isu politik yang terjadi menjelang pemilu 2024.
LPI berupaya untuk memotret persepsi cluster emak-emak terhadap calon presiden ideal dalam pemilu presiden 2024. Potret persepsi itu dijabarkan melalui survei nasional. LPI merumuskan 5 indikator capres paling ideal menurut kalangan emak-emak. Indikator itu antara lain; ; i) Referensi Pemilih, ii) Popularitas, iii) Elektabilitas, iv) Kompetensi, dan v) Leadership.
LPI menempatkan tiga nama bacapres seperti Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto, H. Ganjar Pranowo, S.H., M.I.P. dan H. Anies Rasyid Baswedan, S.E., M.P.P., Ph.D. Dari tiga nama itu, LPI memotret dukungan (kecenderungan pilihan) entitas politik emak-emak. Teknik sampling yang digunakan pada riset ini adalah Systematic Random Sampling dimana subjek yang diambil sebagai sampel berasal dari populasi yang lebih besar serta dipilih secara sistematis dan acak sesuai dengan tujuan penelitian. Berdasarkan teknik sampling tersebut, jumlah sampel yang di peroleh sebanyak 920 responden. Margin of error dari ukuran sampel tersebut sebesar 3.2% pada tingkat kepercayaan ± 95%.
Secara umum, dari keseluruhan indikator, bacapres Ganjar Pranowo unggul tipis dengan bacapres Prabowo Subianto dan berjarak cukup jauh dengan bacapres Anies Baswedan. Dari ketiga nama itu, bacapres Ganjar Pranowo lebih disukai oleh mayoritas emak-emak. Mayoritas responden menyukai Ganjar Pranowo oleh sebab dirasa dekat dengan relung kebatinan (mempunyai empati dan kepedulian yang tinggi) di kalangan emak-emak.
Sebagian responden juga menyoroti (karakter) kepemimpinan kharismatik Ganjar Pranowo yang unik, khas dan berbeda dengan kandidat capres lainnya, well communicated, energik good looking (tampan), inklusif, serta dianggap cekatan dalam memecahkan persoalan. Dari skala 0-100 persen, Ganjar berada di rating pertama dengan 32.50 persen, disusul oleh Prabowo sebesar 31.75 persen dan Anies Baswedan sebanyak 26.25 persen.
Dan dari indikator referensi pemilih, sebanyak 40.50 persen pemilih pasti menggunakan hak pilihnya, sedangkan 30.50 persen belum pasti akan mencoblos.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar