Oknum HMI Bakar Bendera PDIP, Sekum KAHMI : Jangan Mencederai Intelektualitas

JAKARTA, suarapembaharuan.com - Aksi aktivis mengatasnamakan HMI Jakarta melakukan aksi pembelaan kepada Rocky Gerung sekaligus mengecam relawan PDI Perjuangan yang melaporkan pengamat politik Rocky Gerung ke pihak kepolisian.


Ist

Massa HMI ini juga membawa spanduk bertuliskan “Kami Bersama Rocky Gerung Lawan PDIP Yang Arogan. PDIP Cocoknya Hidup di Sistem Feodal Bukan di Sistem Demokrasi” kemudian juga membakar bendera PDIP sebagai simbol kekecewaan dan merasa PDIP adalah partai yang membahayakan demokrasi, sebagaimana dilansir oleh viva.co.id.


Menanggapi aksi yang melibatkan nama HMI tersebut, Sekretaris Umum Korps Alumni HMI Majelis Wilayah Kalimantan Selatan, Fazlur Rahman, mengaku terkejut dan kecewa. Menurut Fazlur, boleh saja jika terjadi pro dan kontra terhadap ucapan atau hinaan Rocky Gerung ke Presiden Jokowi karena itu adalah bagian dari demokrasi. Namun mengatakan PDIP sebagai partai arogan karena menempuh jalur hukum itu sangatlah tidak tepat. “Salah alamat, mestinya kita memberikan apresiasi karena PDIP menempuh jalur hukum karena negara kita negara hukum, kalau pakai kekuatan massa pasti situasi akan semakin runyam”, ucap Fazlur.


Lebih lanjut ia juga menyesalkan pembakaran bendera PDIP oleh massa, “tidak elok kalau kita membakar bendera lembaga orang, akan semakin memperkeruh keadaan, bagaimana perasaan kita kalau bendera HMI dibakar? Nah begitu pula Kader PDIP mereka bisa saja akan bereaksi”, lanjutnya. “Sebagai pengetahuan buat adik-adik, banyak alumni HMI yang menjadi kader PDIP bahkan menempati posisi-posisi strategis di pemerintahan, ini sebagai bukti bahwa alumni hmi itu bisa diterima dan juga bersama-sama PDIP turut bertanggung jawab atas keberlanjutan demokrasi di dalam negara hukum.”


“Kalau kita belajar dari sejarah, Megawati dan PDI (nama partai sebelum PDIP) justru selalu mengandalkan hukum dan konstitusi dalam menangangi masalah, seperti masalah Kudatuli 27 Juli 1996 dan upaya rezim saat itu membegal PDIP, tapi mereka kuat karena menjadikan hukum sebagai panglima. Maka dari itu lebih baik masalah Rocky Gerung itu kita serahkan pada mekanisme yang berlaku, percayakan sajalah dengan tatanan hukum, jangan justru menambah masalah baru dan mencederai intelektualitas kader, sebab HMI seharusnya selalu menjunjung gerakan berbasis ilmiah dan mengedepankan adab dan etika dalam ketika dihadapkan pada suatu masalah”, pungkasnya.


Kategori : News


Editor      : AHS


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama