JAKARTA, suarapembaharuan.com – Seiring meningkatnya jumlah pasien membuat Primaya Hospital PGI Cikini membangun gedung baru diatas lahan seluas 1 hektar yang direncanakan akan selesai pada akhir tahun depan 2024 mendatang.
Direktur Tata Kelola Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Sunarto, M.Kes mengatakan mengapresiasi kepada Primaya Hospital dan RS PGI Cikini yang telah memberikan kontribusi kepada masyarakat selama ini.
“Mudah-mudahan dengan dibangunnya Primaya Hospital PGI Cikini, bisa memberikan akses yang lebih mudah untuk layanan rujukan,” katanya di sela sela peletakan batu pertama Primaya Hospital PGI Cikini, di Jakarta, Selasa (25/7/2023).
Sementara itu, CEO Primaya Hospital Group Leona A. Karnali mengatakan, gedung baru Primaya Hospital PGI Cikini dibangun dengan beberapa tahap, tahap pertama akan dibangun rumah sakit setinggi 7 lantai dengan total 282 tempat tidur dan 5 kamar operasi serta fasilitas pendukung seperti gedung parkir seluas 4.000 meter persegi.
Adapun investasi yang dikeluarkan untuk pembangunan rumah sakit ini sekitar Rp 200 miliar hingga 250 miliar. Ini merupakan suatu kebahagiaan pihaknya untuk menjadi bagian dari peristiwa bersejarah di industri kesehatan Indonesia.
"Kami terus mengembangkan layanan dan fasilitas di PHPC untuk menjadi rumah sakit kebanggaan masyarakat Indonesia. Besar harapan Primaya Hospital PGI Cikini semakin memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia serta turut memajukan industri kesehatan di Indonesia,” ungkap dia.
Dikatakan, untuk mendukung kenyamanan pasien, gedung baru Primaya Hospital PGI Cikini juga dilengkapi dengan ruang poli executive untuk pasien rawat jalan dan berbagai pusat layanan terpadu.
Pusat Layanan Prostat dan Ginjal merupakan salah satu layanan unggulan yang disediakan Primaya Hospital PGI Cikini. Untuk layanan prostat, saat ini sudah dapat dilakukan tindakan advance biopsi menggunakan alat robotic biobot, dan tindakan terapi pembesaran prostat menggunakan laser prostat.
Sedangkan untuk layanan ginjal, saat ini pasien dan tindakan hemodialisa terus meningkat dari 305 tindakan selama tahun 2022 menjadi 980 tindakan selama 6 bulan pertama di tahun 2023. Kedepannya kami akan kembangkan pelayanan ginjal sampai transplantasi ginjal.
Pusat Layanan Jantung dan Pembuluh Darah dilengkapi dengan peralatan cath lab dan dapat menangani berbagai tindakan seperti tindakan angiografi dan pemasangan stent jantung akan kita kembangkan untuk pembedahan Coronary Artery Bypass Surgery (CABG) dan tindakan Electrophysiology. Pusat Layanan Mata menyediakan solusi kesehatan mata yang lengkap dan kedepannya dapat dilakukan tindakan seperti vitrektomi dan operasi retina.
Pada Pusat layanan trauma dan ortopedi Primaya Hospital PGI Cikini dapat melakukan berbagai tindakan pembedahan untuk penanganan patah tulang, operasi total knee replacement dengan approach antero lateral sehingga penyembuhannya lebih cepat. Kedepannya akan mengembangkan pembedahan tangan, pinggul, spine, sport medicine, dengan metode minimal invasive surgery.
Primaya Hospital PGI Cikini juga menyediakan layanan emergency fast response care untuk kegawatan jantung dan stroke dengan waktu penanganan yang cepat, didukung oleh tenaga medis profesional berpengalaman yang terdiridari dokter spesialis dan dokter subspesialis serta fasilitas medis yang advance baik untuk diagnosa maupun terapi.
Sementara itu, Direktur Primaya Hospital PGI Cikini, dr. Monica Desylia Sutjiadi, MARS menyampaikan, Primaya Hospital PGI Cikini telah menyediakan pelayanan kesehatan yang komprehensif dengan berbagailayanan unggulan seperti Pusat Layanan Prostat dan Ginjal, Pusat Layanan Jantung dan Pembuluh Darah, Trauma dan Ortopedi, juga Pusat Layanan Mata.
Ketua Umum Yayasan Kesehatan PGI Cikini, Brigjen TNI (Purn) dr Alexander K Ginting melihat peletakkan batu pertama ini merupakan salah satu tonggak sejarah dalam perjalanan Primaya Hospital PGI Cikini dan rencana pembangunan tidak boleh lepas dari visi-misi awal berdirinya rumah sakit ini, yaitu memihak kepada kepentingan masyarakat.
Dia pun mengingatkan agar semua pihak tidak terlena oleh kemegahan bangunan dan teknologi yang ada di dalam gedung yang baru nanti, tetapi prinsip melayani, dan memihak kepada masyarakat harus menjadi prioritas. Sebab itu, motto Sedare Dolorom Opus Divinum Est (Meringankan Penderitaan Adalah Karya Ilahi), harus tetap mewarnai rumah sakit ini.
“Demikian pula dengan motto Primaya, harus bisa berkolaborasi. Mari kita dukung agar melalui peletakan batu pertama ini dapat menjadikan menjadi Primaya Hospital PGI Cikini menjadi rumah sakit kebanggaan bagi gereja, masyarakat dan bangsa,” paparnya.
Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom menilai peran gereja dalam dunia pendidikan dan kesehatan yang telah mensejarah, dimana gereja hadir di Indonesia jauh sebelum kemerdekaan selalu beriringan dengan munculnya balai pendidikan dan pusat pendidikan.
Sayangnya, lanjut Pdt. Gomar Gultom, dalam perjalanan waktu dan oleh berbagai sebab rumah sakit dalam lingkungan gereja tidak mengikuti perkembangan pesat dalam dunia kesehatan, dan perumahsakitan, serta cukup lama terlena dibalik kata pelayanan, yang seolah-olah pelayanan itu tidak harus profesonal, cukup sekadar dengan hati. Akibatnya, ketika dunia kesehatan dan perumasakitan berkembang pesat, rumah sakit gereja shok dengan perkembangan yang ada karena tidak bisa mengikutinya.
“Kami bersyukur di tengah keterpurukan sedemikian ada rumah sakit Primaya yang bersedia berjalan bersama dengan PGI dan Yakes PGI, untuk merevitalisasi rumah sakit PGI Cikini.
Dengan revitalisasi ini, tentunya dengan skema kemitraan, untuk mengikuti derap pelayanan yang lebih profesional, sebagaimana disyaratkan dalam UU Kesehatan yang baru,” katanya. Dia pun berharap dengan pembangunan gedung yang baru akan menjadi titik awal dalam merevitaliasi rumah sakit ini.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar