Prinsip Memanusiakan Manusia ala Kapolda Didukung Ketua Pewarta

MEDAN, suarapembaharuan.com - Prinsip memanusiakan manusia, mengedepankan peradaban ala Kapolda Sumut, Irjen Agung Imam Setya Effendi didukung Pemred Pewarta, Chairum Lubis.



Menurut Chairum, prinsip yang diterapkan oleh Kapolda Sumut tersebut sangat relevan dengan kondisi saat ini.


"Kapolda Sumut Irjen Agung Setya Imam Efendi mengatakan manusia adalah makhluk peradaban yang di dalamnya ada kebudayaan, nilai-nilai kemanusian dan sosial," ujar Chairum yang juga ketua Pesatuan Wartawan (Pewarta) Polrestabes Medan usai bersilaturahmi dengan Kapolda Sumut, Irjen Agung Imam Setya Effendi, Minggu, (23/7/2023).


Karenanya, kata Chairum, kita, khususnya Pemred dan penggiat media di Sumut sangat mengapresiasi dan mendukung penuh prinsip serta program-program Kapolda Sumut tersebut.


Sebelumnya, Kapolda Sumut, Irjen Agung Imam Setya Effendi dalam silaturahmi dengan sejumlah Pemred dan penggiat media di Sumut mengatakan, untuk menekan angka kriminal khususnya di ruang-ruang publik, dirinya lebih mengedepankan pola-pola persuasif.


"Kita perlu memetakan setiap bentuk kejahatan dan mengidentifikasi persoalannya. Problematikan kejahatan dapat dibedah dengan pendekatan budaya, ekonomi dan perilaku. Menempatkan manusia sebagai pusat perhatian maka sejatinya sedang mencarikan tempat yang terbaik pada peradaban pemuliaan nilai-nilai dan hakekat kehidupan," kata Kapolda.


Ia menjelaskan, banyak masukan dan informasi yang sudah diterimanya, apalagi dalam hal kecemasan masyarakat untuk mendapatkan rasa aman dan nyaman di ruang-ruang publik.


Karenanya, alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) Tahun 1988 ini memerintahkan seluruh anggota di jajarannya, tidak hanya melakukan penindakan tapi juga mencari akar masalahnya. 


Terlebih lagi, menurut Kapolda, saat ini, banyak berita viral khususnya terduga pelaku yang mengarah kepada tindak pidana, kebanyakan anak di bawah umur atau pelajar seperti kejahatan jalanan atau yang dikenal dengan genk motor.


"Sosialisasi kepada pelajar khususnya dalam hal pencegahan harus sering dilakukan. Agar generasi penerus bangsa tidak terjebak dalam perkembangan sosial dan tehnokogi yang mendorong  perbuatan tindak pidana," jelas eks Asops Kapolri ini.


Prinsipnya, kata Kapolda, ekonomi harus berjalan dan keamanan serta rasa nyaman di ruang-ruang publik harus tercipta. 


"Itulah tugas Polri," tegas Irjen Agung Imam Setya Effendi.


Penjara, sebut Kapolda bukanlah satu-satunya cara untuk membina manusia yang terlibat pelanggaran hukum.


Lantas, eks Kapolda Riau ini mengambil contoh, salah satu negara di eropa khususnya Belanda, kondisi penjaranya kosong dari pelaku tindak pidana. 


Hal ini dikarenakan masyarakatnya sadar perlunya cara baru yang efektif untuk menjaga kehidupan dari perilaku jahat.


"Memang semuanya butuh proses, apalagi di Sumut. Tapi tidak ada yang tidak mungkin. Artinya, membangun kesadaran masyarakat lebih baik dari pada menerapkan hukuman berdasarkan hukum positif di Indonesia," katanya.


Selain itu, Kapolda juga berpesan kepada para Kapolres untuk tidak kendor dalam memberikan pelayanan dan jangan pernah takut untuk bertemu langsung dengan masyarakat.


"Dalam setiap pertemuan di masyarakat, polisi akan banyak mendapatkan informasi. Dan informasi tersebut harus segera dicarikan solusinya apalagi terkait dengan Kamtibmas," pungkas perwira polisi yang berpengalaman di bidang reserse ini.


Kategori : News


Editor     : AAS


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama