JAKARTA, suarapembaharuan.com – Tenaga medis dan kesehatan mulai dari dokter, perawat dan lainnya di Indonesia sebenarnya tidak kalah hebat dengan negara tetangga atau luar negeri. Begitu juga dengan medical tourism (wisata medis). Namun sayangnya banyak masyarakat yang lebih memilih berobat di luar negeri, sehingga ratusan triliun rupiah sebagai devisa negara melayang.
Maka dari itu, kehebatan para tenaga kesehatan dan health tourism di Indonesia perlu digaungkan lebih luas lagi lewat International Health Conference (IHC) 2023 yang siap digelar pada 10-12 November 2023 mendatang di Sanur Convention Centre, Bali. Area tersebut merupakan kawasan ekonomi khusus yang segera diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kongres dunia untuk pertama kalinya ini diselenggarakan oleh Bali Tourism Board bekerjasama dengan Badan Akreditasi Anti-aging Dunia atau World Council for Preventive, Regenerative and Anti-aging Medicine (WOCPM) dan World Council of Stem Cell (WOCS) yang nantinya akan diikuti 100 negara di dunia.
Kedua organisasi tersebut dipimpin oleh Prof. dr. Deby Vinski, M.Sc, Ph.D selaku Chairman IHC. Acara yang diadakan setahun sekali ini merupakan ajang pertemuan berbagai asosiasi kedokteran di seluruh dunia yang terdiri dari dokter, profesor, dan komunitas di bidang kedokteran yang bertujuan membentuk paradigma baru untuk kesehatan dunia.
Selain acara ilmiah, ada juga pertemuan dan koordinasi berbagai kajian dan organisasi. Penyelenggaraan IHC 2023, Bali menjadi tuan rumah. Di mana diharapkan pengembangan wisata medis di Bali semakin maju sehingga semua target pembangunan dapat tercapai dan meningkatkan devisa negara.
Chairman IHC, Prof dr Deby Vinski, MSc, PhD mengatakan konferensi kesehatan ini siap memajukan kedokteran regenerative dan stem cell serta wisata medis di Indonesia seiring disahkannya Undang-Undang (UU) Kesehatan Tahun 2023 yang membuat semangat dan harapan baru bagi dunia medis di Tanah Air.
Menurutnya, banyak tenaga kesehatan di Indonesia yang terbilang hebat, termasuk inovasi yang dilakukan mantan Menteri Kesehatan dr Terawan Agus Putranto. Namun karena sebuah sistem di negara yang tidak tepat, meredam kemajuan dunia kedokteran tersebut.
"Tetapi dengan disahkannya UU Kesehatan, hal ini bisa berubah total menjadi lebih baik lagi termasuk pengobatan regenerative dan stem cell yang kini sudah banyak permintaan. Bahkan pasarnya tidak hanya dari pasien dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. Bahkan dari Dubai pun ada permintaan agar saya membuka di sana,” kata Prof dr Deby saat konferensi pers Road to International Health Conference Bali 2023 (IHC Bali 2023) di Vinski Tower Jakarta, Rabu (26/7/2023).
Selain Deby Vinski, jumpa pers dihadiri Ida Bagus Agung Partha Adnyana sebagai Ketua Bali Tourism Board dan Oki Setiana Dewi sebagai brand ambassador Celltech Stem Cell Centre.
Prof Deby yang juga menjadi Ketua Badan Akreditasi Anti-aging Dunia atau World Council for Preventive, Regenerative and Anti-aging Medicine (WOCPM) dan World Council of Stem Cell (WOCS), mengakui bahwa sejumlah pejabat negara dan orang terkenal di Indonesia menggunakan pengobatan regenerative dan stem cell.
“Salah satu pasien saya untuk terapi regenerative adalah mantan wapres Pak Jusuf Kalla. Lalu putra bungsunya Ustadzah Oki Setiana Dewi yang menderita sindrom prader willi atau kelemahan otot juga menggunakan terapi stem cell dan kini sudah bisa beraktivitas normal kembali,” ungkap Prof dr Deby sebagai Wakil Ketua Umum Perkumpulan Dokter Seluruh Indonesia (PDSI).
Dokter antiaging Indonesia itu memaparkan dalam kongres IHC Bali mendatang, diperkirakan dihadiri 3.500 peserta dari berbagai negara di dunia guna membahas tentang stem cell, pengobatan regeneratif, dan lainnya.
Panitia Pengarah IHC Bali 2023 Dr dr Dollar, Sp KKLP, SH, MH, MM, menjelaskan bahwa kongres IHC Bali 2023 yang memfokuskan pada pengobatan holistik, khususnya kedokteran regenerative dan stem cell, akan menjadi milestone kebangkitan kesehatan Indonesia. Sehingga dokter wajib mengikuti pendidikan dan pendidikan keberlanjutan serta teknologi untuk melanjutkan profesinya sebagai seorang dokter.
"Momen ini juga bertepatan dengan disahkannya UU Kesehatan 2023 oleh legislatif kemarin bahwa seorang dokter wajib mengikuti perkembangan teknologi kesehatan agar tidak terbelenggu. Jadi ke depan, pendekatan kedokteran adalah holistic, tidak ada sekat, dan tidak ada egosektor lintas disiplin kedokteran Indonesia,” ungkap dr Dollar.
Ia memaparkan bahwa pada konferensi para dokter ini mendukung pengembangan ilmu kedokteran dan seminar-seminar kesehatan. Menurutnya, ilmu itu medik Tuhan bukan perorangan siapa saja perlu belajar, termasuk ilmu stem cell. Diharapkan stem cell akan berkembang menjadi alternatif pengobatan berbagai penyakit, termasuk penyakit degenerative.
Tingkatkan Perekonomian Indonesia
Ambassador IHC, dr Natasha Vinski, MBA berharap konferensi IHC Bali 2023 memberikan sejumlah kontribusi kepada negeri ini karena kongres ini sangatlah penting yang mendukung medical tourism di Indonesia termasuk Bali, guna meningkatkan kedokteran regenerative dan stem cell di Tanah Air serta meningkatkan perekonomian di Indonesia dan Bali khususnya.
"Jadi gebrakan IHC Bali 2023 ini tidak hanya medical, tetapi juga untuk tourism dan ini momen yang tepat Karena adanya kawasan ekonomi khusus membuka pintu turis untuk datang ke Indonesia. Ekonomi negara kita pun bakal meningkat, dan kita bisa sharing ilmu dengan dokter-dokter luar negeri di kongres IHC ini yang sangat positif untuk kebaikan medical tourism Indonesia,” urai dr Natasha.
Dengan begitu, lanjut dr Natasha, ratusan triliun rupiah devisa negara bisa kembali ke Tanah Air Indonesia. Bahkan nantinya mampu mengalahkan negara lain.
"Saya sendiri belajar dan membawa ilmu dari luar untuk kembali dan berkarya di Indonesia ini. Untui itu, saya ingin membangun semangat dan para dokter pekerja medis bangkit aplikasikan dengan lebih baik lagi. Mari kita gaungkan dunia medis di negeri sendiri," ungkap dr Natasha Vinski.
Sementara, Ida Bagus Agung Partha Adnyana sebagai Ketua Bali Tourism Board menuturkan Indonesia patut bersyukur dan berbangga karena Bali mendapat kehormatan besar menjadi tuan rumah penyelenggaraan IHC 2023. Sebagai Pulau Dewata sangat dikenal karena sangat indah dan memiliki kearifan lokal yang selalu terjaga dengan baik serta menjadi jendela dunia.
“Pelayanan kesehatan kini sangat berkembang pesat di Indonesia. Kami berharap pengembangan wisata medis di Bali semakin maju agar semua target pembangunan dapat tercapai dan dapat meningkatkan devisa negara. Dengan begitu, nama Bali yang dikenal baik, semakin mendunia di mata internasional,” papar dia.
"Menurut saya, kita tak bisa berdiam diri saja. Transformasi kesehatan kita harus terus berjalan guna membangun sistem kesehatan yang berkualitas handal dan merata bagi seluruh masyarakat termasuk wisatawan," tambah Ida Agus Agung.
IHC Bali 2023 juga didukung Perkumpulan Dokter Seluruh Indonesa (PDSI) yang turut memajukan bidang kesehatan di Indonesia untuk dunia untuk dunia sekaligus bentuk awal dalam implementasi UU Kesehatan Omnimbuslaw yang baru disahkan. Kongres ini mendapatkan sertifikat dengan 12 SKP Kementerian Kesehatan RI dan CME WOCPM & WOCS bagi para peserta yang mengikutinya.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar