SUKOHARJO, suarapembaharuan.com – Dua warga Desa Sanggang, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo, Tuginem dan Windarti, mendapatkan bantuan rehab rumah tidak layak huni (RTLH) dari Pemerintah Provinsi dan Baznas Jawa Tengah. Bantuan diserahkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Selasa kemarin.
Ist |
Ganjar tiba di Desa Sanggang sekitar pukul 17.30 WIB. Untuk menuju dua rumah Tuginem dan Windarti, Ganjar harus menyusuri jalan setapak sejauh kurang lebih 200 meter di tengah hutan.
Letak rumah Tuginem dan Windarti memang terpisah dengan pusat pemukiman Desa Sanggang. Hanya ada sekitar tujuh rumah di lingkungan mereka.
Setibanya di lokasi, Tuginem dan Windarti tampak sudah menunggu kedatangan Ganjar. Gubernur Jateng dua periode ini kemudian menjelaskan maksud kedatangannya, untuk melihat kondisi dua rumah milik Tuginem dan Windarti.
“Rumahnya yang mana, saya lihat ke dalam ya,” kata Ganjar kepada Tuginem.
Saat berada di dalam rumah, Ganjar mendapati lantai rumah masih beralaskan tanah. Begitu juga dinding rumah yang terbuat dari seng dan pemisah ruangan dari kayu triplek.
Dia kemudian berdialog dengan Tuginem dan Windarti. Windarti mengaku, selama ini dia tinggal sendirian di rumahnya. Seluruh keluarganya merantau, sedangkan suaminya sudah pergi sejak lama dan tidak pernah pulang.
Setelah cukup lama berdialog dengan penerima bantuan dan warga sekitar, Ganjar menemukan banyak permasalahan yang dialami warga di sana. Warga yang tinggal di tujuh rumah di lingkungan itu, semuanya mengaku kesulitan mendapatkan air bersih dan listrik.
“Ternyata ini ada daerah yang cukup terpencil dan agak pelosok, jadi tidak hanya rumah problemnya. Masih ada air, masih ada listrik, maka tadi kami coba dorong untuk yang bangunan RTLH, dari Baznas membantu (perbaikan) untuk dua rumah di sini,” kata Ganjar usai meninjau dan menyerahkan bantuan.
Dikatakan, pihaknya akan segera mencari solusi terkait dengan persoalan air tersebut, berkoordinasi dengan camat setempat. Gubernur meminta camat setempat untuk membantu mencari sumber airnya, dan mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan agar bisa mengalirkan air bersih tersebut ke pemukiman warga.
Ia menuturkan, kebutuhan air bersih merupakan indikator penilaian kemiskinan, selain rumah tidak layak huni. Begitu halnya dengan sambungan listrik. Jika persoalan tersebut dapat dipenuhi, maka syarat rumah sehat dapat terpenuhi.
“Maka mumpung sampai di sini, kita melihat sendiri kondisinya, termasuk area yang remote meskipun tidak terlalu jauh ya. Tapi kalau kita lihat, listrik butuh ditarik kira-kira 300 meter, air kira-kira 200 meter. Maka kemudian kami minta secara desain teknis untuk dipersiapkan dengan baik, agar problem itu bisa kita selesaikan,” ujarnya.
Terkait bantuan rehab RTLH dari Baznas Jateng, Tuginem dan Windarti, masing-masing menerima Rp20 juta. Bantuan tersebut digunakan untuk memperbaiki rumah.
Windarti mengaku sangat senang karena mendapatkan bantuan. Apalagi bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Ia juga menjelaskan, saat ini kondisi rumahnya sudah banyak yang rapuh dan banyak bocor. Sehari-hari, dia tinggal seorang diri karena keluarganya merantau, dan suami sudah lama pergi dan tidak pulang-pulang.
“Jujur, haru, senang, alhamdulillah. Semoga sukses Pak Ganjar. Tadi ngobrol kondisi rumah sudah rongsok, air nggak ada, listrik nggak ada. Air ambil dari jauh, rumah sudah mau roboh,” ujar Windarti yang berprofesi sebagai petani dan pembuat arang dari kayu ini.
Kategori : News
Editor : ZHR
Posting Komentar