KENDAL, suarapembaharuan.com - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memastikan program bantuan jaringan listrik kepada warga kurang mampu sudah berjalan baik. Bantuan tersebut sebagai bentuk intervensi pemerintah untuk memastikan upaya percepatan penurunan kemiskinan ekstrem dapat berjalan lancar.
Ist |
Gubernur menjelaskan, saat ini Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah telah memberikan bantuan pemasangan jaringan listrik sekitar 105 unit rumah warga miskin dan kurang mampu di Kabupaten Kendal. Jumlah itu tersebar di dua kecamatan. "Kami coba percepat penurunan angka kemiskinan. Antara lain memberikan fasilitas kepada masyarakat kurang mampu. Jadi, tadi kita coba bangunkan RTLH (Rumah Tidak Layak Huni), fasilitas rumahnya sudah ada, tapi listriknya belum ada, jadi sekarang kita bantu (listrik)," kata Gubernur saat meninjau hasil bantuan jaringan listrik di Desa Rowobranten, Kecamatan Ringinarum, Kabupaten Kendal, Kamis (8/6/2023).
Listrik memang menjadi indikator penilaian kemiskinan. Selain itu, masih ada indikator lain seperti air bersih, jamban, rumah tidak layak huni, dan lainnya. Bantuan listrik itu diharapkan dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Rata-rata mereka membeli pulsa listrik Rp20 ribu perbulan atau Rp50 ribu untuk dua bulan.
"Kalau rumahnya sudah bagus terus kemudian ada listriknya, ada air bersihnya, ada jambannya, setidaknya sudah memenuhi rumah sehat. Ini yang coba kita cek apakah sudah menyala apa belum, ternyata sudah. Bayar apa tidak, gratis, berarti benar dilaksanakan dengan baik. Rp50 ribu bisa untuk dua bulan, ada yang Rp20 ribu tiap bulan. ya mudah-mudahan itu menjadi manfaat bagi mereka sehingga bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-harinya lebih baik," ungkap Gubernur.
Percepatan penurunan kemiskinan di Jawa Tengah sendiri terus dilakukan dengan melakukan intervensi pada beberapa indikator tersebut. Selain RTLH, jamban, listrik, dan air bersih. Pemerintah juga berupaya untuk mengintervensi kemiskinan dengan membuka lapangan kerja, memberikan pelatihan kerja, dan memberikan kesempatan anak dari keluarga miskin mendapatkan pendidikan layak.
"Itu yang paling penting, tapi yang lain juga mereka yang belum bekerja, anak putus sekolah atau tidak sekolah, terus yang terakhir menciptakan lapangan kerja, karena beberapa di antara mereka sebenarnya yang miskin ini karena tidak ada lapangan pekerjaan atau tidak bekerja, barangkali mereka penyandang disabilitas juga, maka musti kita ciptakan lapangan pekerjaan untuk mereka," jelasnya.
Terkait pekerjaan, model bantuan yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah saat ini antara lain, bekerja sama dengan perusahaan untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi keluarga miskin. Juga ada program peningkatan potensi diri, agar bisa berusaha secara mandiri.
"Yang tidak sekolah kita sekolahkan. Kami latih, dampingi, dan kasih modal, Baznas ikut membantu. Tapi kalau dari kelompok ini mau ya kita latih agar pengeluaran bisa berkurang atau penambahan bisa naik. Kalau pendapatannya bisa kita naikkan, ada tambahan penghasilan maka pasti angka kemiskinan akan turun. Sekarang kita keroyok dengan berbagai sumber daya dan seluruh layer (lapisan) pemerintahan termasuk swasta dan filantrop," pungkasnya.
Seorang warga penerima bantuan pemasangan listrik gratis, Ngaluwih (60) mengaku senang karena rumahnya sudah ada jaringan listrik sendiri. Sebelum mendapat bantuan pemasangan listrik gratis, dia menumpang jaringan listrik di rumah kakaknya.
"Terima kasih. Senang sekali karena selama ini listrik numpang di rumah kakak. Ini dipasang pas bulan puasa. Pemasangannya gratis. Saya baru beli pulsa dua kali, masing-masing Rp20 ribu," kata Ngaluwih, saat ditemui di rumahnya di Desa Rowobranten, Kecamatan Ringinarum.
Kategori : RAS
Posting Komentar