Produksi Ikan Nila di Sumut Capai 71.000 Ton, RSI Kembangkan Pasar Domestik

MEDAN, suarapembaharuan.com - Produksi ikan air tawar dari Provinsi Sumatera Utara (Sumut) tahun 2022 mencapai 250.000 ton. Sekitar 71.000 ton di antaranya adalah ikan nila (tilapia).


Ist

Widodo dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumut, mengatakan, bahwa permintaan domestik akan ikan nila, baik di Sumut maupun di dalam negeri, masih besar.


"Hampir seluruh wilayah di Sumut dapat menjadi budidaya ikan nila. Namun ada beberapa lokasi yang menjadi sentra, di antaranya Samosir, Toba, Simalungun, Dairi dan Langkat," ujarnya saat tampil sebagai salah satu pembicara dalam Talk Show yang diadakan produsen ikan tilapia,Regal Springs Indonesia (RSI),  di stan RSI dalam acara Pekan Inovasi dan Investasi Sumut yang berlangsung di Istana Maimun, Rabu (24/5/2023).


Widodo mengatakan, ikan nila atau yang juga dikenal dengan nama tilapia ini masuk ke Indonesia pada tahun 1969 dan hingga saat ini melalui beberapa rekayasa, telah dihasilkan 13 jenis/strain terbaik. Contohnya Nila Salina, Anjani,  BEST, Jatimbulan, JICA dan sebagainya. "Ada jenis ikan nila yang mampu hidup di air tawar ada yang dapat hidup di air payau," ujarnya.


Widodo mengatakan, ikan nila juga dapat menjadi sumber devisa, baik bagi perekonomian Sumut maupun nasional. Hal ini terjadi karena permintaan ikan nila oleh luar negeri sangat besar. Sehingga tak heran jika ikan nila juga menjadi komoditas ekspor bersama ikan air tawar lainnya.


"Sekitar 30% dari total produksi ikan air tawar di Sumut diekspor ke luar negeri, termasuk ikan nila. Sehingga memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian," tuturnya dalam acara yang sama.


Salah satu produsen ikan nila di Sumut adalah Regal Springs Indonesia. Menurut Ratna Yudithtya, Senior Marketing Regal Springs Indonesia (RSI), permintaan tilapia baik di pasar ekspor maupun domestik terus meningkat.


"Saat ini 80% ikan Tilapia yang kita hasilkan masih diekspor ke berbagai negara. Tapi kita juga terus mengembangkan pasar domestik. Kita terus melakukan edukasi mengenai manfaat dari konsumsi ikan nila bagi kesehatan, terutama untuk kesehatan dan pertumbuhan anak-anak," ujarnya.


Ratna mengatakan, edukasi yang dilakukan oleh RSI tidak hanya mengenai manfaat ikan tersebut bagi kesehatan saja, namun juga cara mengolah ikan tersebut agar dapat dinikmati masyarakat.


"Sampai saat ini ada lebih dari 100 resep cara memasak ikan tilapia. Masyarakat dapat melihat resep ini dalam website regalsprings.co.id dan media sosial kita. Dan dalam Pekan Inovasi dan Investasi Sumut ini kita juga menghadirkan chef Yadi yang mengajarkan olahan Tilapia," tuturnya.


Ratna juga mengatakan, masyarakat banyak menyukai untuk mengkonsumsi ikan nila, karena beragam manfaatnya.


"Ikan nila yang dibudidayakan di kawasan Danau Toba, khususnya oleh Regal Springs Indonesia, memiliki kelebihan tidak berbau lumpur. Di samping itu ikan nila juga sudah dikenal tinggi protein, rendah lemak, bebas antibiotik, rendah lemak, bebas pengawet, bebas bahan kimia, tinggi vitamin D dan mengandung omega 3," ujarnya.


Lebih lanjut dikatakan, RSI menyediakan ikan nila dalam berbagai bentuk di antaranya fillet dan kepala ikan. Hal ini memudahkan masyarakat dalam mengolah tilapia tersebut sesuai selera.


RSI sendiri hadir di Indonesia pada tahun 1988. Saat ini RSI memiliki lokasi operasi di kawasan Danau Toba dan Serdang Bedagai dan memperkerjakan ribuan karyawan.  Regal Springs Indonesia merupakan perusahaan  produsen ikan nila bertanggung jawab yang terbesar di Indonesia. 


Pembicara lainnya, dr Liza Aspera, mengatakan bahwa  ikan tilapia dapat menjadi salah satu sumber protein yang dibutuhkan, khususnya pada anak-anak.


Liza mengatakan, protein bagi balita berfungsi untuk membangun massa otot dan pertumbuhan sel, meningkatkan metabolisme, untuk produksi hemoglobin,  sumber energi serta mencegah stunting.


"Bagi ibu hamil, protein berfungsi sebagai sumber kalori, zat pembangun serta  memperbaiki jaringan tubuh pada janin seperti otot, tulang, mata kulit, jantung dan hati, membantu pembentukan darah dan cairan ketuban serta sel-sel janin, mendukung pertumbuhan jaringan dan plasenta, membentuk antibodi bagi ibu dan janin serta menjaga kesehatan tulang dan janin," ujarnya.


Kategori : News


Editor      : AHS


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama