PEKANBARU, suarapembaharuan.com - Kesuksesan yang dirasakan ratusan petani kelapa sawit yang bergabung di KUD Bina Usaha Baru Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau tidak terlepas dari binaan Asian Agri.
Sejak bermitra dengan Asian Agri, banyak keuntungan yang diterima petani KUD Bina Usaha Baru. Seperti dukungan nyata Asian Agri dalam program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), sangat membantu petani melalui bimbingan teknis budidaya kelapa sawit hingga penggunaan bibit unggul Topaz dari Asian Agri.
“Sejak melakukan replanting bermitra dengan Asian Agri, banyak keuntungan yang diterima petani KUD Bina Usaha Baru. Melalui kemitraan, petani KUD mendapatkan bimbingan teknis budidaya kelapa sawit, pelatihan, bimbingan administrasi dlsbnya. Sehingga petani bisa lebih awal memanen Tandan Buah Segar (TBS) sawit. Dimana dalam kurun waktu 28 bulan (2 tahun 4 bulan), petani sudah merasakan hasil dari panen TBS kebun. Jadi lebih awal 21 bulan dari target panen," ujar Antonius Tulus, Ketua KUD Bina Usaha Baru.
Tulus juga membeberkan, jika kesuksesan replanting tersebut tidak akan tercapai bila tidak bermitra dengan Asian Agri.
“Bermitra dengan Asian Agri sangat menguntungkan bagi kami petani (KUD Bina Usaha Baru). Bayangkan saja diawal buah (kurun waktu 28-49 bulan), kebun kami yang seharusnya belum menghasilkan ternyata sudah bisa menghasilkan TBS. Hasil panennya kami kumpul di rekening penampungan / escrow. Dimana dari hasil panen sawit selama 21 bulan dapat kami gunakan untuk melunasi sebahagian dari hutang pokok ketika melakukan replanting. Sehingga cicilan kredit berkurang, dan kami tidak pernah macet membayar cicilan," beber ayah dua anak ini.
KUD Bina Usaha Baru berdiri sejak tahun 1989, berlokasi di Desa Bukit Jaya Kecamatan Ukui, saat ini beranggotakan 406 orang petani dengan luas areal yang dikelola adalah 616 Ha atau 308 kapling. Antonius Tulus, yang biasa disapa dengan Tulus; awalnya hanya anggota biasa, dan pada tahun 2012 diangkat menjadi Ketua Koperasi KUD Bina Usaha Baru sampai saat ini.
"Sejak Generasi Pertama kebun sawit kami yakni tahun sekitar tahun 1987 an, kami telah bermitra dengan Asian Agri. Kemitraan Generasi Pertama ini telah mampu meningkatkan kondisi perekonomian kami. Awalnya kami hanya memiliki rumah sangat sederhana, sekarang sudah menjadi rumah gedung. Kami juga saat ini sudah memiliki kendaraan yang baik, bahkan kami mampu memperluas kebun sawit milik kami. Sehingga ketika sawit generasi pertama kami memasuki umur replanting pada 2016. Kami optimis untuk tetap bermitra dengan Asian Agri yang memang sudah terbukti mampu mengoptimalkan kebun petani. Kesuksesan kami saat ini adalah berkat kemitraan bersama Asian Agri, dan kami optimis kedepan kami akan terus semakin sukses lagi bersama Asian Agri," ucap Tulus dalam acara halal bihalal Asian Agri dengan insan pers di Riau (12/05).
Rudy Rismanto, Head Of Partnership Asian Agri bersyukur, manfaat kemitraan bersama Asian Agri bisa dirasakan petani. Menurut Rudy, kemitraan itu merupakan strategi bisnis Asian Agri untuk sukses bersama petani.
Menurut Rudy, dalam program Asian Agri 2030 Pilar 1 mengenai Kemitraan dengan Petani, perusahaan menargetkan untuk menggandakan pendapatan petani, menyelesaikan penanaman kembali 100% petani, memperoleh sertifikasi ISPO untuk 100% petani plasma dan membantu 5.000 petani swadaya memperoleh sertifikat RSPO.
"Untuk mencapai target Asian Agri 2030, perusahaan secara berkesinambungan membantu petani mitra menerapkan praktik terbaik dan mendapatkan sertifikasi yang diperlukan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan melalui pelatihan, pendampingan, dan mensupport petani untuk mendapatkan dana BPDPKS maupun kredit untuk replanting," katanya.
“Selain itu, momentum replanting, adalah momentum yang tepat bagi petani untuk dapat mengoptimalkan hasil produksi kebunnya. Oleh karena itu, saya berharap agar petani jangan takut replanting, dan pastikanlah melakukan replanting bermitra dengan perusahaan yang tepat yang memiliki kemampuan dan komitmen yang baik untuk sukses bersama petani,” imbuh Rudy.
Sebelumnya, Lidya Veronica selaku Media Relation Asian Agri menyampaikan, halal bihalal dengan media merupakan salah satu agenda tahunan perusahaan dalam rangka mempererat jalinan silaturahmi yang sudah terjalin selama ini.
"Kami berterima kasih atas dukungan rekan-rekan media yang mendukung perusahaan dan petani melalui beragam pemberitaan terkait akselerasi PSR. Selain momentum ini sebagai media silaturahmi kami dengan rekan-rekan jurnalis, kami juga mengambil kesempatan untuk memberikan informasi terkait kesuksesan program kemitraan Asian Agri dengan petani dalam melakukan replanting. Harapannya success story hari ini bisa menginspirasi banyak petani lainnya untuk siap replanting dengan pola kemitraan untuk mendukung akselerasi PSR petani, yang pada akhirnya untuk meningkatkan perekonomian petani," sebut Lidya.
Ketua PWI Riau, Zulmansyah Sekedang mewakili insan pers Riau mengapresiasi kegiatan halal bihalal yang menjadi agenda tahunan perusahaan.
"Kami sudah dengar banyak peran dan manfaat kehadiran perusahaan Asian Agri di bumi Riau. Dan kali, ini kami selaku insan pers memperoleh informasi yang sangat berharga yang langsung disampaikan oleh petani kelapa sawit sejak bermitra dengan Asian Agri. Harapan saya kiranya kepedulian perusahaan terus berkesinambungan baik untuk petani maupun untuk masyarakat luas lainnya termasuk media," ungkapnya.
Tentang Asian Agri
Asian Agri merupakan salah satu perusahaan swasta nasional terkemuka di Indonesia yang memproduksi minyak sawit mentah (CPO) sejak tahun 1979. Hingga kini Asian Agri mengelola 100.000 hektar kebun kelapa sawit dan mempekerjakan lebih dari 20.000 orang.
Sebagai perintis program Pemerintah Indonesia Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi (PIR-Trans), Asian Agri telah bermitra dengan 30.000 petani plasma di Riau dan Jambi yang mengelola 60.000 hektar kebun kelapa sawit, serta membina kemitraan dengan petani swadaya untuk membawa dampak positif terhadap kesejahteraan dan peningkatan ekonomi petani.
Dengan menerapkan kebijakan tanpa bakar dan praktik pengelolaan kebun secara berkelanjutan, Asian Agri membantu petani mitra untuk meningkatkan produktivitas, hasil panen, kemamputelusuran rantai pasok, sekaligus mendukung mereka memperoleh sertifikasi. Pabrik Asian Agri menerapkan teknologi terbaik memanfaatkan energi hijau yang dihasilkan secara mandiri, dalam rangka meminimalisasi emisi gas rumah kaca.
Seluruh unit bisnis dalam naungan Asian Agri telah memperoleh sertifikat ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil). Saat ini perkebunan inti Asian Agri di Provinsi Sumatera Utara, Riau & Jambi serta perkebunan petani plasma di Provinsi Riau & Jambi telah 100% bersertifikat RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil). Pada saat yang sama, ISCC (International Sustainability & Carbon Certification) telah dicapai oleh seluruh kebun baik yang dimiliki oleh Asian Agri maupun petani binaannya.
Keberhasilan Asian Agri menjadi salah satu perusahaan produsen CPO terkemuka telah diakui secara internasional dengan sertifikasi ISO 14001 untuk semua operasinya. Learning Institute di Pelalawan, Riau, serta pusat pembibitan di Kampar, Riau, juga telah bersertifikat ISO 9001. Selain itu, pusat penelitian dan pengembangan Asian Agri di Tebing Tinggi juga telah memperoleh sertifikasi oleh International Plant - Analytical Exchange di lab WEPAL di Wageningen University di Belanda, untuk standar yang tinggi.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar