JAKARTA, suarapembaharuan.com - Polri mengungkapkan peran empat orang terduga teroris asal Negara Uzbekistan yang terafiliasi dengan kelompok Katiba Tawhid Wal Jihad, jaringan terorisme Timur Tengah. Keempat orang ini berinisial BA alias JF (32), OMM alias IM (28), BKA (40), dan MR (26).
Brigjen Ahmad Ramadhan. Google |
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, keempatnya aktif dalam program penyebaran propaganda hingga memberikan bantuan untuk aksi teror. Mereka sempat melakukan perjalanan ke Indonesia dengan rute Turki-Abu Dhabi-Malaysia-Indonesia. Dua WNA berangkat lebih dulu pada 6 Februari 2023.
“Dua dari empat WNA berangkat mendahului ke Indonesia pada 6 Februari 2023, sedangkan dua lainnya berangkat tiga minggu setelahnya yaitu tanggal 27 Februari 2023,” kata Ramadhan dalam keterangannya, Selasa (11/4/2023).
Ramadan memaparkan, berdasarkan pemeriksaan BA, ia sempat pergi ke kamp milisi di Suriah dan terlibat dalam propaganda terkait pemikiran radikal dan jihad global selama di kamp tersebut. BA juga bertugas mengorganisasi terkait penerimaan dan pengiriman kelompok ini untuk mewujudkan teror.
“Di mana ia akan dikirim ke kamp milisi di Suriah. Selama di Turki, BA ini terlibat dalam propaganda terkait pemikiran radikal atau ekstremis dan jihad global,” kata Ramadhan.
“Dia bertugas mengorganisir penerimaan dan pengiriman ke kelompok ini untuk mewujudkan niatnya melakukan aksi teror,” lanjutnya.
Sementara itu, untuk pelaku berinisial OMM juga sempat pergi ke Suriah pada 2020. Selama di Suriah, OMM disebut telah menyelesaikan pelatihan terorisme subversif pada kamp milisi dan secara aktif terlibat dalam kegiatan kelompok tersebut.
“Di Suriah ia (OMM) menyelesaikan pelatihan terorisme subversif di kamp milisi dan secara aktif terlibat dalam kegiatan kelompok tersebut,” tuturnya.
Yang ketiga adalah MR, yang juga menyelesaikan pelatihan terorisme pada 2022. Ia juga terlibat dalam kegiatan kelompok tersebut.
“Yang ketiga, MR, Direktur organisasi Katiba Tawhid Wal Jihad pada 2020 dan pergi ke Suriah. Di mana ia juga menyelesaikan pelatihan terorisme subversif pada tahun 2022,” sebutnya.
Pelaku terakhir adalah BKA, yang bertugas memberikan bantuan kepada tiga rekan lainnya. Bantuan yang diberikan berupa pembuatan dokumen palsu hingga bantuan keuangan.
“BKA ini berdasarkan informasi dari dinas keamanan negara Uzbekistan berada di bawah pemantauan dinas keamanan negara Uzbekistan sebagai individu yang memberikan bantuan terhadap ketiga rekannya,” kata dia.
Dalam proses penangkapan tersebut, petugas juga turut mengamankan sejumlah barang bukti diantaranya paspor milik keempat tersangka, satu lembar resi penerima moneygram, beberapa iPad dan handphone, serta beberapa screenshot unggahan yang memuat propaganda.
Dalam pengungkapan kasus ini, kata Ramadhan, Densus 88 Antiteror bekerja sama dengan Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Utara. Berdasarkan hasil pemeriksaan para WNA, tiga di antaranya diduga terlibat kegiatan terorisme dengan propaganda di media sosial.
Kategori : News
Editor : RAS
Posting Komentar