JAKARTA, suarapembaharuan.com - Banjir bandang menerjang dan menghanyutkan 12 rumah penduduk di wilayah Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Selasa (4/4). Selain itu sebanyak 34 rumah terendam banjir yang datang secara tiba-tiba setelah turun hujan dengan intensitas tinggi.
Ist |
Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa melaporkan sedikitnya ada 829 jiwa dari 208 KK yang tinggal di 13 desa 5 kecamatan telah terdampak bencana tersebut.
Di samping itu, banjir bandang juga menghanyutkan 1 pabrik penggilingan dan merusak 27 hektar lahan padi siap panen, serta merendam 99 hektar areal persawahan lainnya dan 3 mobil.
Laporan BPBD Kabupaten Sumbawa yang diambil dari kesaksian warga terdampak, banjir bandang datang begitu cepat, dan merupakan peristiwa yang pertama kalinya terjadi di wilayah itu.
"Banjir tiba-tiba datang. Ndak pernah (sebelumnya), baru kali ini banjir yang luar biasa dahsyat," ungkap salah satu warga.
Dari laporan visual, rumah-rumah warga porak-poranda diterjang derasnya aliran air. Beberapa hewan ternak mati karena tak sempat diselamatkan oleh pemiliknya saat digembalakan di ladang. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun kerugian materil masih dalam pendataan lebih lanjut.
Penyebab Banjir Bandang
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sumbawa, Muhammad Nurhidayat, dalam laporan hasil asesmen sementara mengatakan bahwa banjir bandang itu dipicu oleh beberapa faktor. Selain tingginya intensitas curah hujan di wilayah Sumbawa dan sekitarnya, peristiwa banjir bandang juga diduga disebabkan oleh banyaknya lahan tandus akibat penebangan liar sehingga mengurangi cakupan dan intensitas penyerapan air tanah.
"Banyak lahan tandus akibat penebangan liar," ujar Nurhidayat dalam laporan tertulis.
Di samping itu, infrastruktur pengaman tebing dan tanggul di wilayah daerah aliran sungai (DAS) juga tidak dapat maksimal menahan adanya peningkatan debit air dan ditambah dengan parahnya sedimentasi sungai.
"Tingginya sedimentasi di wilayah daerah aliran sungai wilayah terdampak," jelas Nurhidayat.
Desa Lito Terdampak Paling Parah
Desa Lito yang berada di Kecamatan Moyo Hulu menjadi wilayah yang terdampak paling parah, sebagaimana hasil kaji cepat di lapangan. Wilayah Desa Lito tersebut ada tiga dusun yang berlokasi tak jauh dari sungai, yang mana ada sebanyak 770 jiwa terdampak, 5 rumah hanyut, 50 hektar areal persawahan terendam dan jembatan penghubung antara Desa Lito menuju Desa Lantung jebol hingga memutus akses.
"Pemukiman warga berada di bantara sungai. Berdampak pada 770 jiwa," sebut Nurhidayat.
"Jembatan penghubung Desa Lito dan Desa Lantung jebol di bagian ujung selatan sehingga menyebabkan putusnya akses," imbuhnya.
Selanjutnya di Desa Brang Rea ada 3 rumah hanyut yang ditinggali oleh 11 KK/44 jiwa. Selain itu masih ada 8 unit rumah yang kondisinya separuh amblas di terjang banjir bandang dan juga terdampak pada 1 Pabrik penggilingan hanyut terbawa banjir bandang.
"Pabrik penggilingan hanyut terbawa banjir bandang," ungkap Nurhidayat.
Berikutnya 2 rumah hanyut dan 1 mobil bak truk serta 1 mobil jenis mini bus rusak terdampak banjir bandang di Desa Sebasang. Adapun beberapa ruas jalan juga rusak akibat terkikis arus banjir.
Sementara itu, hasil asesmen dari Desa Rate, banjir bandang telah menghanyutkan padi yang siap panen di lahan seluas 27 hektar yang berada di Sawah Orong Reban dan sekitarnya. Di samping itu, permukiman warga terendam banjir hingga ketinggian 1,5 meter, beberapa titik tebing mengalami longsor dan sejumlah ternak warga ditemukan mati.
"Beberapa ternak warga ditemukan mati di tempat karena masih diikat," lapor Nurhidayat.
Upaya Penanganan
Sebagai bentuk upaya percepatan penanganan banjir bandang, tim BPBD Kabupaten Sumbawa telah berkoorindasi dengan pihak-pihak terkait. Giat seperti asesmen dan monitoring terus dilakukan untuk menghitung jumlah kerugian baik materil maupun non-materil serta hal lain yang dianggap perlu dalam penanganan darurat.
Di samping itu, tim gabungan juga membantu warga dalam melakukan pembersihan material lumpur dan puing yang terbawa oleh banjir bandang. Adapun personel yang terlibat mulai dari BPBD Kabupaten Sumbawa, TNI, Polri, Basarnas, RAPI Sumbawa, Pramuka Sumbawa, pemerintah kecamatan, pemerintah desa dan relawan penanggulangan bencana.
Kondisi Terkini
Banjir masih menggenangi di beberapa titik, namun sebagian besar sudah tidak ada genangan dan hanya bersisa puing material. Sementara itu kondisi cuaca masih sering hujan meski intensitas ringan.
Wilayah Kabupaten Sumbawa dan sekitarnya masih berpotensi turun hujan dengan intensitas ringan hingga sedang hingga esok hari, Kamis (6/4) sebagaimana menurut prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Stasiun Meteorologi Kelas II Zainuddin Abdul Madjid.
Menyikapi hal itu, diimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dengan adanya potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca seperti angin kencang, banjir bandang, tanah longsor dan banjir.
Apabila terjadi hujan lebat dalam durasi lebih dari satu jam, maka diimbau bagi masyarakat yang tinggal di lereng sungai dan di bawah tebing agar mengungsi secara mandiri ke lokasi yang lebih aman sampai 2 hingga 3 jam setelah hujan reda.
Sementara itu bagi lintas OPD setempat agar membantu masyarakat dalam peningkatan kapasitas, mitigasi dan kesiapsiagaan demi meminimalisir dampak bencana. Perihal penanganan darurat, kebutuhan dasar warga terdampak agar dipenuhi dengan memprioritaskan kelompok rentan.
Seluruh masyarakat dan komponen pemerintah daerah setempat agar terus memantau perkembangan cuaca terkini dari informasi yang dikeluarkan oleh instansi berwenang seperti BMKG. Hindari informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya.
Kategori : News
Editor : RAS
Posting Komentar