Saya memulai tulisan ini dengan mengutip apa yang pernah disampaikan oleh Sutan Syahrir, “Hidup yang tidak dipertaruhkan tidak akan pernah dimenangkan.”
Sedikit banyaknya kutipan di atas telah menggambarkan sosok seorang Anas Urbaningrum dalam menghadapai pasang surut, jatuh bangunnya dinamika kehidupan.
Anas Urbaningrum bukan hanya sekedar nama dari seorang insan manusia, beliau adalah inspirasi bagi kami kader-kader HMI yang selalu mendambakan sosok beliau sebagai senior, mentor dan panutan dalam organisasi.
Dalam proses menapaki kehidupan fase demi fase mulai dengan menjadi aktivis mahasiswa, organisatoris dan intelektualis. Anas Urbaningrum dengan keteguhan prinsip dan kematangan emosionalnya dalam menghadapi badai kehidupan telah menjadi inspirasi untuk kami adik-adiknya di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Kami sangat merindukan beliau (Anas Urbaningrum) untuk hadir membersamai kami, berdiskusi tentang Ke-HMI-an dan Ke-Indonesiaan sebagai kader umat dan bangsa.
Beberapa hari belakngan ini publik di ramaikan dengan berita kebebasan Anas Urbaningrum. Media-media mainstream dengan begitu massif memberitakan kebebasan beliau setelah bertahun-tahun dipengasingan.
Mendengar berita ini sebagai kader dan adinda, kami harus jujur mengungkapkannya bahwa hati, jiwa dan raga kami dipenuhi dengan energi kebahagiaan dan optimisme sang mentor telah kembali.
“Anas Urbaningrum Kembali ke Rumah” kalimat ini telihat sederhana hanya kembali ke rumah. Tapi dari rumah lah kita memulai semuanya mengumpulkan yang berserakan serta menata dan membangun kembali rumah.
“Meninggalkan pengasingan untuk kembali membangun rumah”
Penulis:
Fadli Rumakefing
Ketua Umum BADKO HMI Jabodetbeka-Banten
Periode 2021-2023
Posting Komentar